SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Desa Sidorejo, Kemalang, Klaten, duduk-duduk di pinggir jalan kampung, Senin (9/11/2020). Mereka belum mengungsi meski dekat puncak Merapi yang kini berstatus siaga. (Solopos/Burhan Aris Nugroho)

Solopos.com, KLATEN -- Warga kawasan rawan bencana (KRB) III, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, belum juga meninggalkan desa mereka untuk mengungsi menyusul peningkatan status Gunung Merapi ke level siaga.

Hingga Senin (9/11/2020), mereka masih bertahan dengan tetap meningkatkan kewaspadaan. Salah satu warga Dukuh Mbangan, Desa Sidorejo, Sukiman, menjelaskan ada tiga dukuh Sidorejo yang masuk kawasan rawan bahaya erupsi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketiga dukuh itu yakni Petung, Deles, serta Mbangan. Ia membenarkan hingga kini warga dari tiga dukuh itu belum evakuasi ke tempat pengungsian sementara yakni GOR Kalimosodo, Sidorejo.

Tambah 32 Kasus, Kumulatif Positif Covid-19 Solo Tembus 1.412 Orang

Salah satu alasan warga Sidorejo, Klaten, belum mengungsi ke selter pengungsian sementara lantaran pengalaman saat erupsi Merapi 2006 lalu. Saat itu, warga mengungsi ketika status Merapi memasuki level siaga.

Namun ternyata status siaga itu berlangsung sekitar tiga bulan dan 19 hari hingga warga jenuh dan memilih pulang ke rumah masing-masing. Saat pulang itu lah justru Merapi erupsi.

Kelamaan Mengungsi

“Kami khawatirnya status siaga ini berlangsung lama hingga kami harus kelamaan di pengungsian. Saat butuh tenaga untuk mengungsi lagi, warga sudah lelah termasuk para sukarelawan,” kata Sukiman kepada Solopos.com yang menemuinya, Senin (9/11/2020).

4 Pegawai RRI Solo Positif Covid-19, Kantor Lockdown

Alasan lain warga Sidorejo, Klaten, belum mengungsi meski status Merapi sudah siaga yakni khawatir dengan persebaran Covid-19 ketika berada di barak pengungsian.

“Kami khawatirnya justru persebaran Covid-19 itu. Di tempat pengungsian kami akan bersinggungan dengan orang banyak dan kami tidak tahu riwayat kesehatan mereka seperti apa,” kata Sukiman.

Meski belum ada warga terutama kelompok rentan yang mengungsi, warga tetap meningkatkan kewaspadaan. Mereka jauh-jauh hari sudah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi kondisi ketika aktivitas Merapi semakin meningkat.

Ada Kasus Covid-19, Kantin Balai Kota Solo Lockdown Sepekan

Persiapan itu yakni untuk menerapkan konsep evakuasi mandiri. Warga secara berkala melakukan pendataan pada masing-masing RT mulai dari jumlah anggota keluarga masing-masing rumah, kelompok rentan (lansia, balita, anak, ibu hamil, dan difabel). Juga kepemilikan ternak hingga kendaraan bermotor.

Evakuasi Mandiri

Pembaruan data warga lereng Merapi, Desa Sidorejo, Klaten, yang biasanya 35 hari sekali jadi lebih sering. Sekarang warga memperbarui data sehari sekali sejak status Merapi meningkat menjadi siaga.

Pembaruan data itu untuk memetakan potensi masing-masing keluarga yang melakukan evakuasi mandiri beserta kendaraan pengangkutnya. Pemetaan itu termasuk kendaraan pengangkut ternak.

Tak Boleh Berkerumun, BPMKS 20.000 Pelajar Solo Harus Dibelanjakan Secara Online

Masing-masing warga juga sudah menyiapkan tas siaga bencana. Tas itu berisi aneka surat berharga yang bisa mereka bawa sewaktu-waktu. Warga juga sudah memetakan jalur evakuasi yang harus mereka lewati menuju tempat pengungsian sementara hingga tempat pengungsian akhir.

Warga Desa Sidorejo lainnya, Jenarto, mengatakan para sukarelawan desa terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi. “Setiap perkembangan kegiatan akan terus kami informasikan ke pihak terkait,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya