SOLOPOS.COM - Ilustrasi Koperasi. (bisnis.com)

Solopos.com, WONOGIRI–Warga Desa Sendangmulyo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri menilai Pengelola Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Kredit (KSP Kopdit) Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo, SM, tidak punya hari nurani.

Para nasabah yang mayoritas merupakan petani dan pedagang kecil kini hanya bisa gigit jari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu lantaran dana yang mereka simpan di KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo tak bisa ditarik. Padahal nilai nominal dana simpanan itu mencapai miliaran rupiah dari ratusan nasabah.

SM yang juga mantan kepala desa (kades) penggantian antarwaktu (PAW) Desa Sendangmulyo melalui musyawarah desa kabur bersama dua anaknya.

Ekspedisi Mudik 2024

SM kabur saat masih menjabat sebagai kades pada 2021.

Baca Juga: Tangguh! UMKM Terus Ekspansi di Tengah Tren Inflasi Naik

SM hanya menjalankan tugas selama lebih kurang delapan bulan sejak dilantik Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, 27 Mei 2021. Sampai saat ini belum diketahui di mana keberadaan SM.

Nasabah KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo, W, mengatakan tidak menyangka SM akan tega melakukan hal tersebut.

Mulanya SM dikenal baik oleh warga. Selain sebagai pengelola koperasi, SM juga memiliki bisnis penjualan mebel di Desa Sendangmulyo. Tetapi bisnis itu turut gulung tikar bersamaan dengan mencuatnya masalah koperasi yang dia kelola.

“Saya enggak tahu, SM itu hatinya terbuat dari apa. Apakah hatinya itu sudah termasuki iblis atau bagaimana. Benar-benar tega. Padahal nasabahnya itu warga dia sendiri. Mereka hanya petani-petani dan pedagang kecil. Harapannya bisa menabung untuk hari tua, tapi ternyata uangnya enggak bisa ditarik,” kata W saat ditemui Solopos.com di rumahnya di Desa Sendangmulyo, Selasa (2/8/2022).

W yang sehari-sehari bekerja sebagai petani itu mengaku menyimpan dana di KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo senilai Rp650 juta. W melanjutkan dana simpanan itu dari orang tuanya.

Baca Juga: Wonogiri Kejar Vaksin Dosis Ketiga, Booster Kedua Tunggu Kemenkes

Dana yang milik W yang tersimpan di koperasi senilai Rp400 juta. Sementara uang Rp150 juta merupakan uang titipan dari adiknya.

Menurut dia, para warga mau menyimpan uang di KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo karena bunga yang ditawarkan tinggi.

Bunga simpanan di koperasi itu lebih tinggi dari pada bunga simpanan di bank-bank resmi milik negara.

Tetapi, W tidak menyebutkan jelas berapa bunga simpanan tersebut.

“Sebelum KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo benar-benar kolaps, koperasi itu masih gencar mencari nasabah. Bahkan tidak sungkan mendatangi rumah-rumah calon nasabah. Meski sudah ada kabar kalau nasabah sulit menarik dana simpanannya, koperasi itu masih juga banyak mendapatkan nasabah,” jelas dia.

Hal itu lantaran KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo memberikan promosi yang menggiurkan kepada nasabah baru.

Nasabah baru sering kali mendapatkan doorprize berupa peralatan rumah tangga ketika menyetorkan uang simpanan.

Orang-orang yang mengetahui hal itu menjadi terpancing untuk turut menyimpan uang di KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo.

Baca Juga: 35 UMKM Pajang Produk di Stan APG 2022 Solo, Harganya Mulai Rp15.000

Bahkan, ada yang sampai menarik uang yang telah disimpan di bank-bank resmi milik negara untuk dipindahkan ke KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo.

“Tapi hal itu enggak berlaku untuk nasabah-nasbah lama seperti saya ini. Saya sama sekali enggak pernah dapat apa-apa dari koperasi. Hanya nasabah baru yang dapat itu. Para warga yang mendengar itu jadi ikut-ikut menabung di koperasi,” ucap W.

Nasabah lain yang juga warga Desa Sendangmulyo, P, menilai SM sama sekali tidak punya hati nurani. Dia tega melakukan itu kepada warga desa yang mayoritas petani kalangan menengah ke bawah.



Biasanya para petani menyimpan uang hasil panen mereka di koperasi. Uang itu hasil kerja keras tiap hari dari pagi sampai sore. Tapi ternyata raib tak bisa ditarik.

“Sama sekali enggak punya hati nurani. Padahal sama warga sendiri kok iya tega seperti itu. SM mulai bermasalah setelah suaminya, Pak Sri Haryanto (Kades terpilih periode 2019-2025) meninggal dunia karena terjatuh di sungai pada 2020.” kata P.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya