SOLOPOS.COM - Sumirah menahan sakit saat luka di jempol tangannya dibersihkan mahasiswa Korea, dalam pengobatan massal di Dusun Pranan Banjaroya Kalibawang, Senin (9/7). (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Sumirah menahan sakit saat luka di jempol tangannya dibersihkan mahasiswa Korea, dalam pengobatan massal di Dusun Pranan Banjaroya Kalibawang, Senin (9/7). (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Orang Jogja biasa melihat bule di wilayah ini, namun kebanyakan merupakan wisatawan. DI Kalibawang, ada puluhan bule yang melakukan pengobatan gratis.  

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Pedukuhan Pranan Desa Banjaroya Kalibawang tampak ramai, Senin (9/7). Tidak hanya ada warga setempat, tampak pula sejumlah orang asing berpakaian seragam. Ada pula sejumlah warga lokal yang berpakaian seragam.

Hiduk pikuk tampak di dalam aula. Sejumlah orang bule itu tampak memeriksa warga lokal. “Saya sakit gatal-gatal, tidak tahu apa sebabnya tapi tahu-tahu kulit tangan saya gatal-gatal, saya mau minta obat,” ungkap Ismiyati, salah satu warga Pranan ketika duduk di depan orang asing itu, seraya memperlihatkan tangannya.

Meski tidak mengetahui artinya, orang asing yang merupakan tenaga medis itu mendengarkannya dan langsung mengamati tangan Ismiyati. Seorang remaja laki-laki yang duduk di antara mereka kemudian mengatakan sesuatu dengan bahasa asing.

Usai memeriksa tangan Ismiyati selama beberapa saat, iapun berkata dengan bahasa asing dan menulis resep untuknya. Remaja laki-laki itu kembali menjelaskan, resep itu digunakan untuk mengambil obat di bagian lain ruangan itu. “Agak ribet juga, karena tidak tahu apa yang dikatakannya,” ungkap Ismiyati setelah keluar ruangan.

Lain lagi yang dialami Sumirah. Ia yang datang memeriksakan luka di jempol kirinya, tidak menyangka akan diambil tindakan. Luka di jempolnya dibersihkan kemudian disobek dan diambil akar-akarnya. Beberapa kali ia bahkan tampak meringis menahan sakit.

Usai diperiksa, jempolnya yang semula dibiarkannya terbuka, kini dibungkus rapat dengan kain kasa. “Mereka teliti sekali, luka kecil saja ditangani dengan baik,” ungkap Sumirah.

Warga lainnya, Muh Kalam yang memeriksakan batuk dan flu, mengaku senang bisa memeriksakan dan mendapat obat secara gratis. Ia juga senang bisa melihat langsung orang asing berkulit putih. “Senang sekali, selama ini hanya bisa melihat bule seperti ini di televisi,” katanya.

Gambaran itulah yang tampak dalam kegiatan pengobatan massal yang diadakan Gyeongsangbuk-do dari Korea Selatan. Para akademisi medis dari sejumlah universitas di Korea Selatan. Kegiatan itu merupakan rangkaian program pembelajaran di DIY yang dipusatkan di Bantul. Dalam kegiatan itu, mereka didampingi mahasiswa dari UGM yang membantu menerjemahkan percakapan.

Panitia kegiatan itu, Jung Yeon Back mengatakan dalam kegiatan itu, ada 30 tenaga medis yang terjun memberikan pelayanan kesehatan kepada warga. Ia memperkirakan ada 300 warga yang akan terlayani. “Di sini banyak ornag tua dan anak-anak, kami senang memeriksa kesehatan mereka,” katanya, didampingi anggota panitia, Yoon Yung Mi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya