SOLOPOS.COM - Ritual doa di Petilasan "Makam Punokawan" oleh warga pemnghayat kepercayaan di Dusun Windusabrang, Desa Wonoselo (Instagram/@magelang)

Solopos.com, MAGELANG -- Masyarakat di Gumuk Larangan, Dusun Windusabrang, Desa Wonoselo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang yang masih memegang kepercayaan tradisional menggelar ritual penyambutan Tahun Baru Jawa Respati.

Mengutip dari laman Instagram @magelang, Sabtu (19/6/2021),  warga penghayat kepercayaan di dusun ini memiliki sistem kalender kuno yang berbeda dengan penanggalan masehi maupun Islam. Mereka menggunakan siklus matahari sebagai penentu perubahan tahun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sistem penanggalan ini disebut sebagai penaggalan tahun Jawa Respati atau tahun Jawa Nusantara. Kalender Jawa Respati ini berbeda dengan penanggalan tahun Jawa Saka atau Sultan Agungan atau yang disebut sebagai penanggalan Suro.

Baca Juga : Uposotha Mandala Puja, Ritual Perenungan Diri Umat Buddha

Bulan pertama tahun Jawa Respati disebut bulan Badrawarna. Tanggal 1 bulan Badrawarna jatuh pada hari Respati atau Kamis/Jumat Kliwon pada penanggalan Jawa Saka. Menurut Ketua Padepokan Seni Budi Aji, Kikis Wantoro, tahun baru Jawa 6423 Respati jatuh pada tanggal 17 Juni 2021.

Penanggalan Jawa Respati ini sering juga disebut sebagai awewaton surya karena menggunakan siklus terbit-tenggelammnya matahari sebagai penentu perubahan tanggal dan tahun. Mengutip Suara.com, rangkaian ritual ini diawali dengan doa bersama di petilasan “makam punokawan” di Bukit Larangan, Dusun Windusabrang, Desa Wonolelo.

Doa dipimpin sesepuh warga  Pahoman Sejati, Ki Rekso Jiwo dengan mengenakan udeng putih dan memimpin doa dengan menggunakan Bahasa Jawa kromo yang ditujukan kepada para leluhur. Usai berdoa di tempat petilasan, warga Pahoman Sejati melanjutkan ritual mengambil air di Sendang Umbul Sewu. Ritual ini sudah dilakukan warga Pahoman Sejati secara turun temurun.

Baca Juga : Gas! Rute ke Gunung Telomoyo Magelang Pacu Adrenalin

Mereka meyakini berkah air Sendang Umbul Sewu dapat mengobati berbagai penyakit dan menjauhkan warga dari bencana. Sendang ini dipercaya sebagai Tirta Nirmala atau air yang dapat mengeluarkan manusia dari sengkala (celaka atau halangan).

Kikis menjelaskan bahwa Tirta yang berarti air dan Nirmala bermakna keluar dari sengkala. Maka masyarakat setempat bahkan masyarakat luar daerah percaya bahwa air sendang dapat menjadi lantaran menyembuhkan penyakit.

Kikis menegaskan bahwa  bukan karena airnya melainkan Tuhan menggunakan air sungai ini sebagai media untuk menunjukan kekuasaanNya. Mewakili komunitas penghayat, Kikis berharap melalui ritual ini, bencana pandemi Covid-19 segera berlalu.

Baca Juga : TMMD Kabupaten Magelang Bantu Warga di Kaliangkrik

Berdasarkan penjelasan Ki Rekso Jiwo, tahun 6423 memiliki watak murah hati, blobo (dermawan), jahat, serakah, dan gorong (bohong). Jika ada pemimpin yang naik tahta pada tahun Respati ini akan dilingkupi dengan perselisihan dan kemangkiran dari tanggung jawab.

Rangkaian ritual peringatan tahun baru Jawa Respati ini diadakan selama 2 hari. Usai mengambil air di Sendang Umbul Sewu, acara dilanjutkan dengan ritual dan kirab  sesaji di pedepokan.

Kegiatan dipusatkan di Padepokan Seni Budi Aji yang berada di Dusun Wonogiri Kidul, Desa Kapuhan, Kecamatan Sawangan. Acara ini biasanya juga dimeriahkan dengan pertunjukan wayang kulit dan pentas sendra tari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya