SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembuatan sumur. (Antara)

Solopos.com, SRAGEN — Dua orang sukarelawan dari Dukuh Mondokan, Desa Jekani, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah berjalan menuju Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sragen, Rabu (4/11/2020).

Mereka membawa berkas yang berisi proposal pembangunan sumur dalam bagi warga Mondokan yang berjumlah 250 keluarga. Mereka membutuhkan dana awal Rp35 juta untuk membayar jasa pengeboran sumur yang sudah selesai Senin (2/11/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka bertemu Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Diskominfo Sragen Fajar Adhi Nugroho. Salah satu warga, Widodo, menyerahkan dokumen itu dengan harapan bisa dibantu mendapatkan donatur.

Sering Berantem, Pak Ko Mantan Preman Kondang di Klaten Obati Luka Bacok Pakai Ludah

"Kami tidak menarik iuran warga. Kami mencari donatur untuk bisa menutup biaya jasa pembangunan sumur dalam itu. Sumur itu sangat bermanfaat bagi warga Mondokan. Nanti pengelolaan bertahap karena untuk pembuatan tendon air sampai instalasi air membutuhan dana lebih dari Rp100 jutaan," ujar Widodo saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu siang.

Widodo lega setelah mendapat jawaban akan mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen. Widodo juga berusaha menggalang dana untuk sumur dalam di Mondokan Sragen lewat media sosial.

Widodo menjelaskan instalasi di empat RT masih memungkinkan menggunakan instalasi lama saat masih ada saluran air dari program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas). Widodo masih berpikir untuk instalasi air di lingkungan RT 017 yang membutuhkan pipa sepanjang 1 km.

"Ya, nanti bertahap. Kebutuhan total bisa mencapai Rp200 juta. Kebutuhan itu sudah termasuk biaya pengeboran Rp35 juta itu. Alhamdulillah, kami sudah dapat informasi ada yang membantu dana," katanya.

Pak Ko Mantan Preman Kondang di Klaten Ternyata Pernah Kuliah Hukum

Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Sugeng Priyono mengaku mengirim bantuan di wilayah Jekani dua kali dalam sepekan. Dia melihat wilayah Mondokan Sragen itu ada beberapa daerah yang masih bisa ditemukan air. Sugeng pun mengevaluasi ancaman krisis air pascaterjadi hujan yang cukup intesif.

"Kami merencanakan untuk menghentikan pengiriman air bersih per 10 November mendatang, kecuali untuk yang sifatnya darurat. Pertimbangan hujan mulai intensif terjadi. Hasil pengecekan Satgas BPBD ke sejumlah daerah mulai ada air di sumur-sumur warga," ujarnya.

Sugeng berencana melakukan pemetaan wilayah utara Bengawan Solo dengan menggunakan teknologi citra satelit untuk mencari sejumlah sumber air dengan bantuan pihak ketiga. Sugeng belum bisa menyampaikan hasil pemetaan itu karena masih dalam proses.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya