SOLOPOS.COM - Warga Dusun Sumberbulu, Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, ramai-ramai berburu ikan dalam tradisi memet iwak menjelang Ramadan, Jumat (1/4/2022). (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Di Dusun Sumberbulu, Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar ada sebuah tradisi memet iwak kali atau berburu ikan di kali. Sayangnya, tradisi yang biasanya dilakukan menjelang bulan Ramadan ini sudah tidak ada lagi sejak sekitar 20 tahun lalu.

Dalam tradisi tersebut, warga bersama-sama mencari ikan di sebuah kali yang membelah wilayah setempat. Ikan yang dihasilkan kemudian dikumpulkan menjadi satu dan dimasak ibu-ibu. Selanjutnya ikan goreng ini dijadikan lauk dalam acara megengan yang diadakan malam harinya. Megengan atau bancakan adalah kegiatan doa bersama yang diakhiri dengan makan bersama.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tradisi yang penuh kebersamaan tersebut kini dihidupkan kembali oleh warga setempat pada Jumat (1/4/2022). Dimulai dengan menutup aliran air kali yang akan diburu ikannya sekitar pukul 09.00 WIB. Sementara itu, para ibu mempersiapkan perlengkapan untuk menggoreng ikan dan memasak menu lainnya.

Baca Juga: Tradisi Mondosio Kembali Digelar di Tawangmangu Setelah Masuk WBTB

Dalam waktu sekitar satu jam atau pukul 10.00 WIB, kali yang menjadi lokasi berburu airnya sudah mengering dan menjadi genangan-genangan. Ikan-ikan atau udang-udang kali yang kehabisan tempat bergerak mulai terlihat. Saat itulah warga mulai turun ke kali dan mengambilnya dengan tangan atau dengan alat-alat dapur yang mereka jadikan sebagai jaring.

Keseruan pun terjadi saat mereka harus merusaha menangkap hewan air yang licin tersebut. “Seru sekali karena mereka harus berburu ikan secara langsung dengan alat sederhana. Mereka ada yang dapat ikan atau udang. Ikannya kecil-kecil, bukan ikan besar seperti ikan gurami [dewasa],” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat, Titin Riyadiningsih, Sabtu (2/4/2022).

Menjelang waktu salat Jumat, memet iwak ini sudah selesai. Sedangkan seusai waktu salat Jumat, giliran ibu-ibu melaksanakan tugas mereka, yakni menggoreng ikan-ikan hasil buruan. Malam harinya, ikan-ikan itu disajikan sebagai lauk dalam megengan.

Baca Juga: Kirim Kali, Tradisi Khas Warga Desa Wonorejo Karanganyar yang Lestari

Dalam megengan itu, salah satu tokoh adat setempat menyampaikan sekelumit sejarah tentang memet iwak. “Intinya, memet iwak ini dilakukan untuk menghemat biaya penyelenggaraan megengan. Dulu zaman memang serbasusah, jadi warga memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya,” imbuh Titin.

Di sisi lain, tradisi menjelang bulan Ramadan yang dilengkapi dengan tradisi padusan (mandi) tersebut diharapkan dapat hidup kembali dan tetap lestari di masa mendatang. “Semoga ini bisa hidup lagi dan terus berlanjut. Tradisi ini penuh dengan kebersamaan,” harap Titin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya