SOLOPOS.COM - Ilustrasi Sapi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Warga di lereng Gunung Merapi mulai menjual hewan ternak sapi ke Pasar Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

Hal itu dilakukan lantaran sang pemilik kerepotan jika harus mengurusi ternak, padahal mereka harus mengungsi. Banyaknya pemilik ternak di lereng Merapi yang menjual ternak mereka mengakibatkan stok berlimpah. Di sisi lain, daya beli konsumen menurun sehingga berdampak pada anjloknya harga sapi di pasaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penjual sapi asal Boyolali, Sutrisno, 53, mengatakan banyaknya warga dari lereng Gunung Merapi menjual hewan ternaknya menjadikan harga sapi di pasaran anjlok.

Apalagi sebagian besar sapi milik warga di lereng Gunung Merapi yang dijual di pasaran ukurannya sedang dan belum layak dipotong.

Ekspedisi Mudik 2024

Berapa Ganti Rugi Lahan Terdampak Jalan Tol Solo-Jogja di Klaten? Ada yang Terima Rp1,5 Miliar

"Banyak warga di lereng Merapi yang menjual hewan ternaknya. Pemiliknya tidak bisa merawat semua sapi karena ikut mengungsi," kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Selasa (24/11/2020).

Menurut dia, banyaknya hewan ternak sapi milik warga di lereng Gunung Merapi yang dijual membuat stok sapi berlimpah. Sementara daya beli menurun.

Hal ini berimbas pada harga jual sapi di pasaran yang anjlok. Biasanya harga sapi ukuran besar atau jenis simental dijual Rp35 juta, namun kini turun Rp25 juta. Sedangkan sapi ukuran sedang yang biasanya dijual seharga Rp20 juta per ekor turun menjadi Rp10 juta per ekor.

Catur Winarko Gantikan Sriyino Sebagai Ketua Komisi IV DPRD Wonogiri

Harga Diperkirakan Terus Turun

Turunnya harga sapi terjadi selama sepekan terakhir setelah status Gunung Merapi naik menjadi siaga. "Saya perkirakan harga sapi di pasar akan terus turun pada beberapa hari ke depan seiring meningkatnya status Merapi dan banyak warga mengungsi," tutur dia.

Hal senada diungkapkan penjual lain, Ngadimin, 48. Dia menuturkan harga sapi menurun karena sapi berlimpah, namun sepi pembeli.

Kasus Covid-19 Boyolali Tambah 245 dalam Sepekan, Banyudono Terbanyak

"Sepi yang beli. Padahal sapi dari warga di lereng Gunung Merapi banyak yang dijual ke sini," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Sukoharjo, Sutarmo, mengatakan harga jual sapi fluktuatif atau mengalami naik turun. "Dari pantauan kami memang ada penurunan harga sapi, tapi tidak signifikan," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya