SOLOPOS.COM - Patok terkait rencana pembangunan jalan tol Solo-Jogja terpasang di tengah perkampungan Dukuh Mendungan, Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Rabu (5/8/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sosialisasi dan konsultasi publik pengadaan kahan jalan tol Solo-Jogja di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sudah dimulai sejak Selasa (4/8/2020). Meski dalam sosialisasi dan konsultasi publik tersebut belum merembuk ihwal nilai ganti untung, warga berharap nilainya benar-benar menguntungkan warga terdampak tol Solo-Jogja.

Salah satu warga Dukuh Pekilen, Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Fendi, 34, mengatakan ada dua bidang sawah miliknya yang bakal dilintasi jalan tol. Masing-masing bidang lahan seluas 2.400 meter persegi serta sekitar 600-700 meter persegi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Kami inginnya mendapatkan ganti untung, bukan ganti rugi. Karena sawah menjadi [sumber] penghasilan. Setiap empat atau tiga bulan itu untuk penghasilan masyarakat desa," kata Fendi saat ditemui seusai sosialisasi dan konsultasi publik pengadaan lahan jalan tol Solo-Jogja di gedung SD belakang kantor Desa Kapungan, Rabu (5/8/2020).

Fendi mengatakan dalam setahun warga bisa panen hingga tiga kali. Sekali panen, penghasilan yang diperoleh warga yakni Rp6 juta hingga Rp7 juta per patok.

Ekspedisi Mudik 2024

Soal harga lahan yang diinginkan, Fendi kembali menjelaskan bisa mendapatkan ganti untung yang sesuai. Harapannya, satu meter persegi lahan bisa dihargai sekitar Rp2 juta.

Soal Wacana Pegawai Swasta Dapat Rp600.000/Bulan, Begini Penjelasan Sri Mulyani

Nominal itu berdasarkan informasi diterima warga terkait harga lahan terdampak tol. "Yang terinfo dari beberapa teman itu kurang lebih semeter inginnya Rp2 juta. Kalau rumah mungkin dua kali karena termasuk bangunan. Pohon, sumur, dan lain-lain dihargai sendiri," jelas Fendi.

Fendi menuturkan nominal ganti untung itu berdasarkan informasi yang diterima dan sudah beredar di warga dari wilayah-wilayah yang pernah terdampak proyek jalan tol Solo-Jogja. "Tidak ada provokator ya. Tetapi informasi yang diterima seperti itu," tutur dia.

Harga Sawah

Soal harga sawah selama ini, Fendi menjelaskan sawah di wilayah Kapungan bisa terjual sekitar Rp300 juta per patok. Luas lahan per patok sekitar 2.000 meter hingga 2.500 meter persegi.

Sementara itu, sejumlah warga di Desa Kapungan yang rumahnya bakal dilintasi jalan tol belum bersedia menyebutkan nominal uang yang bisa dihargai dari lahan terdampak jalan tol. Salah satu warga Dukuh Mendungan, Desa Kapungan, Sumarno, 50, menjadi salah satu warga yang rumah beserta lahannya bakal dilintasi jalan tol.

"Kalau keinginan tetap mendapatkan ganti yang layak," kata Sumarno.

Warga Dukuh Mendungan lainnya, Sri Hartono, 59, mengatakan menunggu informasi lebih lanjut dari tim pengadaan lahan untuk jalan tol soal harga yang ditawarkan.

"Kalau sekarang posisinya masih meraba-raba. Namun, kalau nanti sudah ada penilaian dan keluar nominalnya berapa baru kami bisa menilai apakah layak atau tidak," kata Hartono.

Hartono menjelaskan seluruh rumahnya bakal terdampak jalan tol. Rumah yang selama ini dia tempati berdiri di lahan seluas 2.000 meter persegi. Di lahan itu, ada dua rumah yang berdiri.

Hartono mengatakan kerugian warga yang lahan beserta rumahnya dilintasi jalan tol berlipat. Selain harus kehilangan lahan beserta rumahnya dan mencari tempat tinggal serta beradaptasi dengan kondisi baru, warga juga mengalami kerugian nonfisik.

Pasalnya, rumah sudah ditempati selama bertahun-tahun hingga turun temurun. Kerugian nonfisik lainnya yakni warga harus terpisahkan dengan tetangga mereka.

Lantaran hal itu, Hartono berharap kerugian nonfisik tersebut juga semestinya ikut diperhitungkan dalam ganti untung tol Solo-Jogja.

"Secara batin warga tidak rela. Namun mau tidak mau harus merelakan," tutur dia.

Hartono sendiri mengaku hingga kini belum menyampaikan ke orang tuanya jika rumah yang bakal dia tempati terdampak pembangunan jalan tol. "Untuk menjaga kondisi kesehatan orang tua, saya sampai sekarang belum tega menyampaikan soal jalan tol ini," jelas dia.

Kebanyakan Sawah

Kepala Desa (Kades) Kapungan, Rahim Fauzi, mengatakan di wilayahnya ada sekitar 200 keluarga pemilik bidang lahan yang bakal terdampak jalan tol. Kebanyakan lahan terdampak proyek tol yakni lahan sawah. Selain itu, ada permukiman di wilayah Dukuh Mendungan.

Rahim mengatakan lantaran menjadi salah satu lokasi simpang susun tol, wilayah Kapungan bakal terbelah menjadi tiga. Kondisi itu bakal memengaruhi kondisi sosial serta ekonomi warga.

Rahim berharap ada fasilitas yang bisa digunakan warga untuk menjalankan usaha mereka mencukupi kebutuhan keluarga setelah terdampak jalan tol.

Belum Ada Pembahasan Ganti Untung

Staf PPK Jalan Tol Solo-Jogja, Hernendy Setiawan, mengatakan sosialisasi dan konsultasi publik termasuk tahapan persiapan pembangunan jalan tol. Setelah sosialisasi dan konsultasi ada penetapan lokasi (penlok) oleh gubernur.

Terjebak Macet, Pencuri Mobil BRI Solo Ngumpet di Halaman Rumah Anggota DPRD Solo



Setelah itu ada tahapan identifikasi dan verifikasi serta penilaian appraisal dari bidang lahan serta segala hal yang bernilai ada di bidang lahan terdampak.

Lantaran hal itu, Nendy menjelaskan tahap sosialsiasi dan konsultasi publik belum membahas soal nilai ganti untung tol Solo-Jogja. Nilai itu nantinya didapat setelah ada penilaian dari tim appraisal independen.

"Imbauan ke masyarakat agar tidak percaya terkait isu-isu terkait ganti kerugian sampai berapa kali NJOP itu nanti dulu. Jangan sampai terpengaruh dengan isu-isu itulah. Kalau memang kurang jelas lebih baik konsultasi ke pihak terkait seperti kami selaku PPK," urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya