SOLOPOS.COM - Ikuti panduan isolasi mandiri dari Kemenkes. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Sejak bangsal isolasi di sejumlah rumah sakit di Sragen kerap penuh, cukup banyak warga yang terpaksa menjalani perawatan atau isolasi mandiri alias isoman di rumah masing-masing.

Meski memiliki gejala atau gangguan kesehatan, sejumlah warga Sragen itu terpaksa menjalani isoman di rumah karena tidak berhasil menemukan rumah sakit yang bisa merawat mereka.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, Satgas Penanggulangan Covid-19 Desa Pringanom, Kecamatan Masaran, Sragen, bersama Satgas Jaga Tangga di tingkat RT dan kebayanan terus memantau dan mengawasi warga yang menjalani isoman di rumah masing-masing.

Baca juga: Jenazah Wanita Ngrampal Sragen Telantar 4,5 Jam Gegara Warga Takut Covid-19

Satgas ingin memastikan warga yang menjalani isoman di rumah itu dalam kondisi baik-baik saja. Oleh sebab itu, semua kebutuhan warga yang menjalani isoman baik berupa makanan, obat-obatan, vitamin dan lain sebagainya harus tercukupi.

“Sejak 22 Juni lalu, ada 13 warga yang menjalani isoman. Sebagian isoman terpusat di Technopark, sebagian isoman di rumah. Alhamdulillah, dari 13 warga itu, 10 di antaranya sudah dinyatakan sembuh. Jadi, sekarang tinggal tiga orang,” ujar Sekretaris atau Carik Desa Pringanom, Agus Purwanto, kepada Solopos.com, Selasa (13/7/2021).

Memaksimalkan Sosialisasi dan Edukasi

Secara umum, kata Agus Purwanto, terjadi peningkatan kasus positif corona di Desa Pringanom. Kendati begitu, dia menilai Satgas Covid-19 Desa Pringanom bersama Satgas Jaga Tangga masih mampu mengendalikan lonjakan kasus itu dengan memaksimalkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

“Satgas Covid-19 desa bersama Satgas Jaga Tangga di tingkat kebayanan dan RT selalu aktif berkoordinasi. Karena warga yang menjalani isoman ini tidak bisa kemana-mana, maka kebutuhan mereka harus kami cukupi,” papar Agus.

Baca juga: Sragen Tambah 4 Unit Ambulans, 2 Dari Keluarga Besar Eks Bupati Untung Wiyono

Pemdes Pringanom telah mengalokasikan anggaran total Rp72,6 juta untuk kegiatan penanggulangan Covid-19 pada tahun ini.

Dana itu diwujudkan dalam berbagai hal seperti penyediaan paket sembako jaminan hidup (jadup) senilai Rp200.000 hingga Rp350.000/warga yang menjalani isoman, pengadaan disinfektan, hand sanitizer, peralatan kesehatan, obat-obatan, vitamin dan lain-lain.

“Bila anggaran itu dirasa kurang, Pak Camat sudah memberi instruksi untuk menggelar refocussing anggaran dari kegiatan pembangunan fisik yang belum terlaksana,” paparnya.

Baca juga: Lampu Jalanan Padam 2 Jam, Sragen Seperti Kota Mati

Sejak 22 Juni hingga sekarang, terdapat lima warga Desa Pringanom yang meninggal dunia dengan status positif corona. Kebanyakan warga yang meninggal dunia itu memiliki riwayat penyakit penyerta seperti jantung, diabetes, strok dan lain-lain.

“Kebanyakan warga yang meninggal dunia telah menjalani perawatan di rumah sakit. Mereka kemudian dimakamkan dengan protokol kesehatan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya