SOLOPOS.COM - Batu Candi di Dompoyongan, Klaten. (detik.com)

Solopos.com, KLATEN - Warga Dompoyongan, Jogonalan, Klaten, mengumpulkan ratusan batu candi yang ditemukan di wilayah setempat. Jumlah batu yang dikumpulkan itu mencapai ratusan.

Tokoh masyarakat Dusun Krapyak, Desa Dompoyongan, Setyo Purwanto, mengatakan batu itu dikumpulkan di pekarangan warga. Jumlah batu itu pun terus bertambah karena diamankan warga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Sekarang jumlahnya 300 an lebih, kalau kita ada rezeki kita kumpulkan. Sekarang tambah banyak temuanya," katanya seperti dikutip dari detik.com, Rabu (3/3/2021).

Baca Juga: Anak Usia 5 Tahun ke Atas Boleh ke Mal di Solo, SGM Perketat Prokes

Purwanto menjelaskan warga bukan mencari batu-batu itu melainkan cuma mengumpulkan. Pasalnya, batu-batu itu sudah diketahui namun berserakan. Warga berinisiatif mengumpulkan agar tak rusak. "Bukan pencarian tapi kalau punya duit buat bayar angkutan kita kumpulkan lagi. Banyak ini cuma kita kumpulkan," jelas Purwanto.

Selaku warga, Purwanti hanya ingin tahu candi apa di Desa Dompoyongan, Klaten. Sebab desa ini dengan Desa Wonoboyo tempat penemuan harta karun kerajaan Mataram Kuno tidak jauh.

"Tidak jauh paling dengan Wonoboyo tidak ada satu kilometer. Kalau permukiman orang dulu malah di tepi sungai sana 300 meter sebab pernah ditemukan uang tael dan perhiasan," lanjut Purwanto.

Struktur Hilang

Purwanto meyakini kompleks candi induk ada di tempat tinggalnya yakni Dusun Krapyak dan permukiman di sungai. Saat ini struktur candi sudah hilang sebagian. Pasalnya, struktur itu sudah tertimbun pasir letusan Gunung Merapi dan terbawa saat ditambang.

"Sudah sebagian hilang ditambang dan diambil batunya. BPCB sudah tahu semua kondisinya, sebab beberapa kali ke sini bersama warga mengumpulkan batu," lanjut Purwanto.

Baca Juga: Meski Tetanggaan, Kisah Cinta Wali Kota Solo Gibran dan Selvi Berawal di Singapura

Warga lainnya, Sadiman, mengatakan di pekarangan rumahnya ada dua makara dan satu arca tersisa. Satu batu makara lagi dibawa orang. "Dulu makara itu tiga tapi satu dibawa orang tidak jelas. Ini mau dipindahkan dikumpulkan saya tidak boleh sebab saya jaga," kata Sadiman kepada detikcom di rumahnya.

Dikatakan Sadiman, batu-batu candi itu semula di kompleks makam dusun. Sebab khawatir rusak dibawanya pulang. "Dulu di depan makam lalu saya bawa pulang. Batu lainnya masih di makam lalu dikumpulkan itu," terang Sadiman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya