SOLOPOS.COM - Pihak BBWS Serayu Opak saat menyampaikan data sumber mata air di Desa Wadas kepada perwakilan warga saat audensi di Kantor DPRD Jateng, Senin (8/8/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG – Warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah (Jateng) menyebut ada sekitar 27 sumber mata air di desanya yang bakal terdampak jika rencana pertambangan batu andesit untuk proyek Bendungan Bener benar-benar dijalankan dijalankan.

Perwakilan warga Desa Wadas, Siswanto, mengatakan 27 sumber mata air itu saat ini digunakan warga untuk program penyediaan air minum dan sanitas atau Pamsimas. Jumlah itu, diklaim berbeda dengan data yang disampaikan BBWS Serayu-Opak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sebaran titik [sumber mata air] yang disajikan BBWS juga berbeda. Itu [data sumber mata air] bohong. Fakta di lapangan masih ada sumber [mata air] lain,” kata Siswanto saat audensi dengan DPRD Jateng di Kota Semarang, Senin (8/8/2022).

Tak hanya itu, 27 titik sumber mata air di Desa Wadas itu, menurut pengakuan Siswanto, berada di area pertambangan seluas 114 hektar. Ke-27 sumber mata air itu hingga saat ini masih mengalir dan lokasinya dekat dengan permukiman warga Desa Wadas Purworejo.

“Saya sendiri mandi dari mata air yang ada di lokasi rencana quarry [tambang batu andesit],” imbuh dia.

Baca juga: Datangi Kantor DPRD Jateng, Warga Wadas Sampaikan Keluhan Ini

Sementara itu, menurut Siswanto, berdasarkan data yang disajikan BBWS Serayu Opak, hanya ada satu mata air yang berada di area pertambangan batu andesit di Desa Wadas. Mata air yang disebut berada di lokasi yang rencana digunakan pertambangan batu andesit untuk proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener itu adalah mata air Jumbleng.

“Kami tuntut ke pemerintah karena tidak pernah menemukan kebenaran. Soal mata air hanya satu itu bohong,” tegas dia.

Selain menyampaikan permasalahan data, kedatangan rombongan desa Wadas itu juga agar anggota legislatif bisa melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang berdampak pada warga. Mulai dari permasalahan dengan aparat kepolisian hingga sosialisasi terkait analisis dampak lingkungan (Amdal) dari rencana pertambangan batu andesit di Desa Wadas Purworejo itu.

Baca juga: BPN Kembali Ukur Tanah di Desa Wadas, Ini Kata Polda Jateng

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Jateng, Benny Kanardi, meminta pejabat instansi terkait harus transparan dalam menyampaikan data dan sosialisasi kepada warga terdampak tambang batu andesit di Desa Wadas.

“Baik AMDAL dan fakta dari warga yang tak sesuai ini perlu kita sinkronkan,” kata legislator dari Fraksi PKB itu.

Ia pun siap memfasilitasi kepada pihak-pihak terkait dalam menyampai kesepahaman dalam rencana pertambangan batu andesit di Desa Wadas itu. Namun, baginya yang terpenting saat ini adalah warga Desa Wadas Purworejo tetap rukun.

“Kunjungan ke Desa Wadas dalam waktu dekat akan kami sampaikan ke pimpinan. Karena jadwal dari pimpinan. Prinsipnya hari ini bukan pertemuan terakhir,” tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya