SOLOPOS.COM - Salah satu warga, Rafita, 57, menggunakan kompor yang telah dihubungan dengan biogas limbah tahu, Rabu (20/7/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Bau biogas tercium ketika perempuan 57 tahun asal Lereng Merbabu Boyolali, Rafita, membuka katup yang berada di atas kompornya. Ia kemudian menyalakan kompor berbahan bakar biogas itu dan mencoba memanaskan air di rumahnya, Rabu (20/7/2022).

Perempuan asli Padang yang telah lama menetap di Dukuh Gilingan Lor, Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali tersebut ingin menunjukkan kompor biogasnya berfungsi dengan baik. Ia juga mengaku telah aktif menggunakan biogas sejak tiga tahun yang lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Apinya biru bagus, kemudian ini juga enggak bikin kompor hitam,” kata dia saat ditemui Solopos.com di rumahnya.

Saat disinggung mengenai harga liquefied petroleum gas (LPG) yang naik, Rafita mengaku tidak tahu akan hal tersebut. Ia mengatakan hanya memasak dengan biogas selama tiga tahun.

Memasak dengan biogas, lanjut Rafita, membuatnya lebih hemat dalam pengeluaran rumah tangga. Ia mengaku tak dipungut biaya sepeserpun saat memakai biogas yang dikelola oleh tetangganya yang juga pengusaha tahu, Suwarno.

Baca juga: Pakai Biogas Tahu, Warga Lereng Merbabu 12 Tahun Mandiri Tanpa Elpiji

“Ini terbantu banget, bisa buat beli yang lain. Kalau sekarang enggak tahu harga gas LPG berapa, semisal dihitung Rp20.000 per beli, sebulan empat kali beli ya lumayan bisa hemat Rp80.000,” ungkap dia.

Sementara itu, pemilik biogas, Suwarno, mengungkapkan tak keberatan untuk memberikan gratis biogas yang ia buat.

Ia mengaku tidak rugi untuk memberikan gratis biogas kepada tetangganya karena memanfaatkan limbah tahunya. Pria pemilik rumah produksi tahu itu pun Ia menyalurkan biogas ke kompor-kompor tetangganya melalui pipa-pipa kecil.

“Selagi saya produksi tahu terus, gas tidak akan habis. Tiap hari itu kan diisi limbah tahu, jadi gasnya ada terus,” kata dia.

Suwar mengatakan sudah sejak 2010 ia menggunakan biogas. Namun, baru 2015 ia baru berani mendistribusikan biogas ke tetangga-tetangganya. “Sekarang sudah ada lima KK yang menggunakan biogas limbah tahu,” kata dia.

Baca juga: Bikin Hemat Tanpa Elpiji, Ini Biaya Bikin Biogas di Boyolali

Sementara itu, berdasarkan pengamatan Solopos.com di salah satu pangkalan LPG, harga tabung gas LPG 3 kilogram subsidi tidak naik dan masih berada di angka Rp15.500 per kilogram.

Kenaikan harga dirasakan pada tabung Bright Gas tiga kilogram, dari harga Rp51.000 menjadi Rp58.000 per tabung.

Kemudian, harga tabung LPG Bright Gas 5,5 kilogram, naik dari Rp95.000 menjadi Rp105.000 per tabung. Sedangkan, Bright Gas 12 kilogram naik dari Rp195.000 menjadi Rp215.000 per biji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya