SOLOPOS.COM - Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menyampaikan soal rekomendasi DPP PDIP untuk cawali-cawawali Pilkada Solo 2020 di Loji Gandrung, Solo, Jumat (17/7/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Naiknya FX Hadi Rudyatmo yang akrab disapa Rudy sebagai Wali Kota Solo pada 19 Oktober 2012 menggantikan Joko Widodo (Jokowi) yang mengundurkan diri karena maju Pilkada DKI Jakarta menjadi beban politik tersendiri bagi kader senior PDIP Solo itu.

Rudy, panggilan akrabnya, harus menggantikan sosok Jokowi yang ketika itu sangat populer sebagai kepala daerah yang berhasil dan potensial. Karena capaiannya itu pula Jokowi diusung PDIP pada Pilkada DKI Jakarta 2012.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jokowi dipasangkan dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang ketika itu diusung Partai Gerindra. Jokowi-Ahok pun berhasil memenangi pertarungan melawan pasangan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang diusung enam parpol.

Baca Juga: 8,5 Tahun Mengawal Dinamika Warga HP 16, Eks Lurah Semanggi Solo Agus Santoso Kenyang Didemo 

Tidak lama berselang, tepatnya pada 2014, Jokowi menjadi capres berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK). Pasangan Jokowi-JK pun berhasil memenangi Pilpres 2014 melawan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Sebagai Wali Kota Solo yang melanjutkan kepemimpinan yang ditinggalkan Jokowi, nyatanya Rudy terbilang cukup berhasil. Rudy mampu keluar dari bayang-bayang sosok Jokowi di mata publik Soloraya dengan program unggulan 3 WMP.

Paling Sukses

Ia juga mampu membuktikan diri sebagai pemimpin politik paling sukses Kota Solo dengan menyapu bersih kemenangan pemilu. Mulai dari mewujudkan kemenangan pasangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014 hingga menambah kursi DPRD Solo.

Baca Juga: RS Rujukan Covid-19 Mulai Kolaps, Ini Pesan Menko PMK Saat Berkunjung ke Solo

Pada Pilkada Solo 2015 Rudy yang berpasangan dengan Achmad Purnomo juga mampu meraih kemenangan atas pasangan Anung Indro Susanto-Muhammad Fajri. Pada 2018 Rudy juga mengamankan Pilkada Jateng untuk PDIP.

Wali Kota Solo Rudy kemudian sukses memenangkan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang diusung PDIP dan PKB pada Pilgub Jateng 2018. Kontribusi politik Rudy bagi PDIP kian moncer pada Pemilu 2019 dengan memenangkan pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Pada Pemiu 2019 raihan kursi Fraksi PDIP di DPRD Solo juga meningkat tajam daripada periode sebelumnya. Yang terbaru, Rudy memimpin PDIP Solo memenangkan pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa pada Pilkada Solo 2020.

Baca Juga: Setelah 20 Hari, Jasad 2 Korban Sriwijaya Air Asal Sragen Akhirnya Teridentifikasi

Kepala Pusat Study Demokrasi dan Ketahanan Nasional LPPM UNS Solo, Sunny Ummul Firdaus mengakui Rudy sebagai Wali Kota mampu keluar dari bayang-bayang Jokowi selama memimpin Kota Bengawan. Rudy mampu menunjukkan gaya kepemimpinannya sendiri yang khas.

Karakter Kepemimpinan Khas

“Pak Rudy berhasil menampilkan karakter kepemimpinan yang khas, tidak tenggelam dalam bayang-bayang Pak Jokowi,” ujarmya, Jumat (29/1/2021).

Menurut Sunny, sangat penting bagi kepala daerah untuk menunjukkan karakternya sendiri. Jangan sampai seorang pemimpin selalu dibayangi figur pemimpin sebelumnya.

Baca Juga: Seusai Rekonstruksi, Tersangka Penembakan Mobil Bos Duniatex Solo Klaim Punya Catatan Pembuktian Baru

Kondisi yang sama tentu harus dilakukan Gibran Rakabuming. Pemuda berusia 33 tahun itu harus bisa keluar dari bayang-bayang para wali kota pendahulunya.

“Gibran mungkin bisa belajar tentang banyak hal dari Pak Rudy. Tapi posisinya sebaga putra Presiden Jokowi menurut saya sedikit banyak akan berpengaruh pada keputusan pengambilan kebijakan sesuai program yang ditetapkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya