SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyampaikan paparan di hadapan perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kota Semarang di Balai Kota Semarang, Jateng, Rabu (17/1/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Istimewa-Humas Setda Kota Semarang)

Wali kota Semarang yang merupakan kader PDI Perjuangan, Hendrar Prihadi, meminta warganya menghentikan polemik impor beras.

Semarangpos.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta masyarakat untuk tidak terus berpolemik terkait impor beras karena kondisi masing-masing daerah berbeda. “Kalau akhirnya keputusan pemerintah pusat harus ada impor beras, pasti telah melalui pertimbangan yang sangat matang,” kata politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/1/2018).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seruan Hendi untuk menghentikan polemik terkait kebijakan pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo tersebut dikemukakannya seusai berdialog dengan perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kota Semarang di Balai Kota Semarang. Menurut dia, polemik mengenai impor beras justru rawan digunakan untuk menekan petani agar menguntungkan pihak-pihak tertentu, padahal kenyataannya tidak sebesar polemik yang muncul.

[Baca juga Kemendag Ingin Impor Beras, Mentan Bantah Kekurangan Stok]

“Impor beras ini bagaikan dua sisi keping mata uang. Di satu sisi tentang kestabilan harga, di sisi lain tentang keuntungan petani. Melihatnya tidak bisa hanya dari satu sisi,” katanya.

Apalagi, kata mantan Sekretaris Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Tengah itu, jika polemik terkait impor beras terus terjadi justru menekan petani. “Terkait impor beras, kondisi di masing-masing daerah bisa berbeda. Tetapi, karena sudah menjadi isu nasional lalu seakan-akan dipukul rata di semua daerah dampaknya sama,” katanya.

[Baca juga Pakar Ungkap Kejanggalan Impor Beras 500.000 Ton Jelang Panen]

Untuk Kota Semarang, ia menegaskan jika kondisi stok beras di wilayah yang dipimpinnya masih dalam kategori aman meski tidak menampik ada sedikit kenaikan harga di beberapa pasar. “Namun, saya melihat jika tingkat kenaikannya [harga beras] tidak signifikan dan masih terjangkau oleh masyarakat Kota Semarang,” kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.

Pasokan beras di Semarang, kata dia, berasal dari berbagai daerah di Indonesia, khususnya Jateng sehingga sampai hari ini pasokannya masih cukup dengan harga relatif stabil. “Kalau bicara keseluruhan, petani selalu di pihak yang lemah. Mereka sudah berbulan-bulan menanam, kemudian panen dijual untungnya tidak seberapa. Kalau kemudian harga naik, justru jadi keuntungan bagi petani,” katanya.

[Baca juga Gubernur Jateng Lebih Tegas, Berani Bilang Jateng Tak Butuh Beras Impor]

Apalagi, sambung Hendi, di Jateng kan sedang panen raya sehingga perlu dijaga agar jangan sampai kemudian momentum rencana pemerintah pimpinan Presiden Jokowi itu justru tidak bisa dimanfaatkan maksimal untuk menyejahterakan masyarakat karena tertekan kekhawatiran-kekhawatiran. “Jadi, saya pastikan hari ini bahwa pasokan beras cukup serta harganya relatif konstan dan stabil sehingga tidak perlu ikut berpolemik terkait kebijakan impor beras,” katanya.

Persoalan sesungguhnya atas rencana pemerintah pimpinan Presiden Jokowi atas dibukanya keran impor beras, sejatinya adalah nasib petani penghasil beras. Bukan soal ketersediaan beras di pasaran. Datangnya beras impor yang bersamaan dengan masa panen raya dikhawatirkan membuat petani Jateng tak akan bisa menjual beras hasil produksi mereka dengan harga semestinya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya