SOLOPOS.COM - Pesepeda melintas di antara tebing JLK ruas Desa Pare, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, belum lama ini. Bagian tebing itu sebelumnya longsor. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten Wonogiri belum dapat membangun talut untuk memperkokoh dinding tebing dekat jalan lingkar kota atau JLK ruas Desa Pare, Kecamatan Selogiri, dalam waktu dekat. Itu karena Perum Perhutani belum menerbitkan izin.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Wonogiri, Didik Sudarmaji, kepada Solopos.com, belum lama ini, menyampaikan hingga sekarang masih menunggu izin dari Perhutani. Lantaran belum ada izin Pemerintah Kabupaten belum dapat merealisasikan kegiatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Terhalang Pandemi, Perayaan Imlek di Solo Tak Kehilangan Arti

Ekspedisi Mudik 2024

Dinding tebing perlu ditalut agar strukturnya kuat. Jika tak ditalut tebing rawan longsor. Beberapa bagian tebing longsor dalam setahun terakhir. Kali terakhir, tebing longsor hingga menutup badan jalan lingkar kota atau JLK, awal Januari lalu. Beruntung, saat itu tidak ada pengguna jalan yang melintas.

“Sekalian menunggu tebing agak landai dulu. Kalau sekarang ditalut malah berbahaya karena hujan terus,” kata Didik.

Sementara itu, Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Wonogiri, Taufiq Nur Hidayat, menyampaikan pihaknya belum menerima permohonan dari Pemerintah Kabupaten. Dia menjelaskan tebing JLK tersebut terbagi menjadi dua, yakni bagian yang masuk kawasan hutan dan bukan kawasan hutan.

Tebing yang longsor, awal Januari lalu, bukan kawasan hutan. Kendati demikian, dia telah melaporkan peristiwa itu kepada pimpinannya.

Sambut Baik

Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan Surakarta, Sugi Purwanta, akan berkoordinasi dengan Bupati, Joko Sutopo, untuk membicarakan hal tersebut. Dia menyambut baik keinginan Pemerintah Kabupaten yang ingin memanfaatkan kawasan hutan untuk kepentingan publik.

Sebagai informasi, JLK Wonogiri yang di kedua sisinya terdapat tebing ada di segmen I, yakni ruas dekat Mapolres-Desa Pare. Panjang tebing yang berada di tepi JLK sepanjang lebih kurang 700 meter. Tinggi tebing bervariasi. Ada bagian setinggi lebih dari 15 meter. Ada pula tebing setinggi 2 meter hingga 5 meter.

Baca Juga: Luweng di Joho Wonogiri Ketemu, Pencarian Berlanjut ke Sumberagung

Seluruh tebing yang rawan longsor belum ditalut atau dikuatkan dengan beton. Tebing yang ditalut hanya di bagian dekat permukiman warga. Tebing berpotensi longsor karena strukturnya bukan bebatuan, tetapi tanah padas. Terlebih, bagian atas banyak terdapat pepohonan yang akar-akarnya sudah terpotong.

Kondisi itu menambah beban tebing. Tebing tersebut terbentuk dari hasil pengeprasan bukit menggunakan alat berat saat awal pembangunan JLK, 2019 lalu. Pantauan Solopos.com, tebing di kedua sisi JLK ada beberapa bagian yang terdapat cekungan. Cekungan terbentuk setelah bagian tebing itu longsor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya