SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

ilustrasi (google img)

PURWOKERTO–Kepolisian Resor Banyumas, Jawa Tengah, menyelidiki kasus meninggalnya seorang perempuan saat menghapus tato di tempat praktik jasa hapus tato, Desa Kejawar, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami masih menyelidiki kasus tersebut dengan meminta keterangan dari pelaku yang melayani jasa hapus tato,” kata Kepala Polres Banyumas Ajun Komisaris Besar Polisi Dwiyono didampingi Kepala Subbagian Humas Ajun Komisaris Polisi Joko Witarso, di Purwokerto, Kamis (19/4/2012).

Lebih lanjut, Joko mengatakan, kasus tersebut berawal dari rencana korban untuk menghapus tiga buah tato yang selama ini menghiasi tubuhnya.

Menurut dia, korban yang diketahui bernama Shinta Dewi,28, warga Perbalan, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, mendatangi seseorang yang melayani jasa hapus tato, ER,49, di Desa Kejawar, Rabu (18/4/2012), sekitar pukul 12.00 WIB, dengan ditemani tiga orang, yakni Supriyanto,51, warga Banyumas, Samyono 36, warga Gombong, dan Mujiati,42, warga Purbalingga.

“Beberapa menit kemudian ketika korban mulai dihapus tato di bagian punggung sebelah kanan dan telah menghabiskan 10 ampul (botol kecil) obat bius, korban merasa pusing dan mengeluarkan lendir dari hidung hingga akhirnya tidak sadarkan diri,” katanya.

Ia mengatakan, korban yang tidak sadarkan diri dibawa pelaku bersama para saksi menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas untuk mendapatkan pertolongan medis.

Akan tetapi sesampainya di RSUD Banyumas, kata dia, korban diketahui telah meninggal dunia.

“Jenazah korban saat ini berada di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto untuk menjalani autopsi,” katanya.

Saat ditemui di Ruang Jenazah RSUD Margono Soekarjo, ibunda korban, Ny Tursiyem mengaku mendapat kabar jika anaknya sakit dan kejang-kejang pada Rabu, sekitar pukul 16.00 WIB.

Oleh karena itu, dia bersama keluarganya di Semarang segera berangkat menuju Purwokerto.

“Saya tidak tahu kalau Shinta pakai tato, baru tahu setelah sampai di sini. Dia dikenal baik sama keluarga. Kami tidak menyangka kalau dia punya tato,” kata Ny Tursiyem.

Menurut dia, Shinta yang merupakan anak ketiga dari lima bersaudara ini telah berkeluarga dan suaminya tinggal di Semarang.

Meskipun demikian, kata dia, Shinta bekerja pada sebuah toko emas di Purwokerto sejak lima tahun silam dan kost di sebuah rumah di Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan.

“Kemarin (Rabu), sekitar pukul 13.00 WIB, Shinta sempat menelepon dan menanyakan keadaan keluarga serta tanya apakah ibu sudah makan atau belum,” katanya.

Terkait kondisi jenazah Shinta, dia mengatakan, keluarga tidak mengizinkan kepolisian untuk melakukan autopsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya