SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota Komisi IV DPRD Solo melakukan sidak ke Dalem Kepatihan yang juga bekas TK Taman Putera Mangkunegaran Solo yang dibongkar, Jumat (13/1/2023). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Empat anggota Komisi IV DPRD Kota Solo melakukan inspeksi mendadak atau sidak untuk melihat langsung kondisi kompleks Dalem Kepatihan Mangkunegaran yang bagian pendapanya telah dibongkar, Jumat (13/1/2023) siang.

Mereka yaitu Janjang Sumaryono Aji (ketua), Anna Budiarti (wakil ketua), Agus Setiawan (sekretaris) dan Ekya Sih Hananto (anggota). Pantauan Solopos.com, rombongan wakil rakyat tiba di lokasi pukul 10.45 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka langsung menuju lokasi bekas Pendapa Dalem Kepatihan yang telah didirikan pilar-pilar dari cor-coran batu dan semen. Setelah itu mereka menuju bangunan utama Dalem Kepatihan di sisi utara pendapa.

Beberapa kali para wakil rakyat tersebut terlihat geleng-geleng kepala mengetahui kondisi bangunan cagar budaya tersebut. Bahkan Anna Budiarti, nyaris meneteskan air mata karena merasa prihatin dengan kondisi bangunan yang dibongkar.

“Ini bangunan cagar budaya loh. Di sini cikal bakal berdirinya radio di Indonesia,” cetusnya spontan kepada Solopos.com. Saat diwawancarai, politikus PDIP itu meminta aktivitas fisik di Dalem Kepatihan disetop.

“Tentu pembangunan ini harus dihentikan dulu. Baik yang depan atau yang belakang ini. Harus ada komunikasi dengan dinas. Kami segera panggil Disbudpar [Dinas Kebudayaan dan Pariwisata] agar mereka mengumpulkan semua pemilik cagar budaya,” kata dia.

Dengan begitu, Anna melanjutkan para pemilik cagar budaya harus tahu dan tidak nekat membongkar bagunan cagar budaya. Walau lahan sudah dimiliki secara pribadi, pembongkaran cagar budaya harus izin ke pemerintah.

Kaget dan Terenyuh

Disinggung apakah pembongkaran Pendapa Dalem Kepatihan sudah mengantongi izin, Anna meyakini belum. “Nah itu. Enggak mungkin lah diizinkan, pasti belum. Saya yakin itu,” ujar politikus dari Kecamatan Jebres itu.

Sedangkan Agus Setiawan mengaku kaget dan terenyuh melihat kondisi Pendapa Dalem Kepatihan yang telah dibongkar. “Kami sidak ini kaget, rasane kami terenyuh, eman-eman, termasuk Bu Anna kayak meh nangis,” urai dia.

Agus sepakat dengan pernyataan Anna Budiarti yang meminta setiap aktivitas fisik di Dalem Kepatihan harus dihentikan dulu. Setelah itu, dia juga mengusulkan agar organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dipanggil.

“Paling utama hentikan dulu, lalu panggil intansi terkait, termasuk pemilik lahan. Sehingga bisa sharing secara utuh. Mungkin pemilik punya alasan membongkar. Secepatnya kami minta masukan intansi terkait,” sambung dia.

Sementara Janjang Sumaryono Aji menyatakan segera memanggil pejabat Dinas PUPR Solo, pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, serta pemilik lahan Dalem Kepatihan untuk membahas kejadian tersebut.

“Ya karena ini dipagar seng kok, dari luar tidak kelihatan, kalau dikatakan kecolongan ya boleh, kalau lalai ya saya tidak bisa bicara lalai karena dipagari. Tapi kami minta ini disetop, tidak boleh dibongkar tanpa ada izin,” tegas Janjang.

Seperti diinformasikan, bangunan cagar budaya bernilai sejarah tinggi bernama Dalem Kepatihan yang juga pernah dipakai untuk TK Taman Putra Mangkunegaran Solo dibongkar. Banyak pihak menyayangkan pembongkaran bangunan itu karena merupakan saksi dan tonggak sejarah penting bagi Solo dan Indonesia.

Di bangunan itu lah radio amatir pertama Indonesia lahir sebelum ada RRI. Bangunan itu didirikan pada masa pemerintah KGPAA Mangkunagoro III yang memerintah pada 1835-1852.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya