SOLOPOS.COM - Salah seorang karyawan di perusahaan perajin mete di Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, sedang mengaduk mete yang akan digorengnya hingga matang, Minggu (10/4/2022). (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRILebaran 1443 H/2022 M sebentar lagi. Salah satu kebiasaan yang dilakukan warga Wonogiri saat Lebaran, yakni silaturahmi dengan berkunjung ke rumah orang tua, saudara, teman, tetangga, dan orang terdekat lainnya.

Saat berkunjung ke orang-orang terkasih tersebut, biasanya tuan rumah menghidangkan camilan di meja tamu. Di Wonogiri terdapat beberapa camilan khas yang sering dihidangkan saat Lebaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berikut enam camilan khas yang biasanya dihidangkan di meja tamu di Wonogiri saat Lebaran:

1. Kacang Mete

Baca Juga: Ini Deretan Kuliner Enak di Kumalagiri Terminal Wonogiri, Pernah Coba?

Kacang mete menjadi makanan khas paling populer di Wonogiri. Selain disajikan di meja tamu saat Lebaran, kacang mete biasanya juga menjadi oleh-oleh khas Wonogiri.

Penjual mete di Wonogiri turut menyambut momentum arus mudik 2022 dengan sukacita. Penjual mete di Wonogiri berharap memperoleh berkah dari momentum tersebut.

Salah seorang pengusaha mete di Kecamatan Ngadirojo, Heri Setiyono, menargetkan minimal dapat menjual 10 ton mete saat momentum arus mudik di Lebaran 2022.

Di pekan pertama Ramadan 2022, Heri mengaku sudah memproduksi 5 ton mete. Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan waktu yang sama saat Ramadan 2021.

Baca Juga: Mau Ngabuburit Sambil Lihat Waduk Gajah Mungkur Wonogiri? Cus ke Sini

“Target penjualan selama momentum Ramadan dan Lebaran 2022 menghabiskan produksi mete minimal 10 ton,” kata Heri selaku pemilik perusahaan Mete Setia Rasa tersebut, saat ditemui Solopos.com, di rumah produksinya, Minggu (10/4/2022).

2. Keripik Tempe Benguk

Tempe benguk yang menjadi camilan khas Wonogiri sering diolah menjadi keripik tempe benguk. Belakangan diketahui banyak orang yang menikmati tempe benguk saat sudah diolah menjadi keripik tempe benguk.

Rasanya yang gurih dan memberikan sensasi beda dibandingkan tempe kedelai membuat kuliner ini diburu pencintanya. Apalagi pada momentum Lebaran, penjualan keripik tempe benguk di Wonogiri bisa melonjak lebih dari dua kali lipat.

Baca Juga: Pindang Kambing Wonogiri Ini Rasanya Maknyus Hlo…

Di antara sentra produksi keripik tempe benguk berada di Lingkungan Grobog, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.

Salah satu perajin, Joko Setiyanto, 38, mengatakan warga Wonogiri selama ini menyukai tempe benguk. Dia meyakini apabila tempe benguk dibikin keripik, warga juga bakal suka.

“Kami punya ide membuat keripik tempe benguk biar beda dari yang lain [tempe kedelai]. Setelah kami coba ternyata laku,” kata pemilik usaha keripik tempe benguk Nindita itu saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (21/5/2021).

3. Keripik Tempe

Baca Juga: Sambal Cabuk, Khas Wonogiri yang Bahan Utamanya Jarang di Kota Gaplek

Keripik tempe ini rasanya gurih seperti tempe benguk. Perbedanaan mencolok antara dua camilan khas Wonogiri itu terletak pada ukuran bahan bakunya. Tempe benguk terbuat dari kacang koro. Ukurannya lebih besar dibandingkan kedelai.

Salah satu pemilik usaha tempe keripik berada di Kecamatan Baturetno. Di lokasi ini terdapat usaha Tempe Keripik Mbak Mi yang dimiliki Suyatmi.

Solopos.com, pernah melihat dari dekat produksi tempe keripik tersebut, Minggu (17/3/2013).

4. Brem

Baca Juga: Mie Ayam Wajan Ramaikan Wisata Kuliner Wonogiri

Brem buatan Wonogiri berbeda dengan brem dari daerah lain. Pembedanya adalah rasa. Brem dari Wonogiri dibuat dari sari beras ketan murni sehingga bisa langsung lumer seperti hilang saat dimulut. Rasanya pun manis.

Sedangkan brem dari daerah lain ada ampas ketannya. Jadi ada yang tertinggal dimulut saat dimakan. Rasanya juga tak semanis brem dari Wonogiri.

Salah satu pemilik usaha pembuatan brem di Wonogiri, yakni Beni. Lokasinya berada di Tenggar, Desa Gebang, Nguntoronadi. Pada hari biasa di luar Ramadan dia melayani pesanan 50 kg/hari. Menjelang Lebaran ini pesanan yang datang bisa mencapai lebih dari 1 kuintal.



“Brem dari Wonogiri punya rasa khas. Kalau pas Lebaran dan setelah Lebaran banyak orang membeli brem buat oleh-oleh,” kata Beni saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Jumat (24/6/2016).

Baca Juga: Kumalagiri, Wisata Kuliner Berkonsep Outdoor di Terminal Wonogiri

5. Emping

Camilan khas Wonogiri berikutnya yang biasanya disajikan saat Lebaran, yakni emping. Camilan ini berbahan utama melinjo. Salah satu sentra emping di Wonogiri berada di Kecamatan Jatisrono. Sentra emping itu pernah diungkapkan seorang pedagang di Pasar Kota Wonogiri, Sri Mulyani, saat ditemui Solopos.com, Minggu (22/1/2017).

6. Geti Wijen

Camilan ini terbuat dari wijen yang dicampur gula dan jahe. Geti merupakan makanan tradisional yang masih banyak didapatkan di Wonogiri. Wijen pada geti bentuknya menggumpal karena direkatkan menggunakan karamel yang dicampur jahe. Salah satu sentra geti wijen berada di di RT 002/RW 011 Geneng, Purwosari, Wonogiri.

Baca Juga: Semerbak Durian Jatipuro di Depan Kantor DPRD Wonogiri

Setelah selesai dimasak, campuran wijen, gula dan jahe lalu diratakan pada sebuah papan. Sebelum dingin, campuran itu kemudian dipotong menjadi balok-balok kecil dengan ukuran sesuai yang diinginkan. Namun ada pula geti yang dicetak bulat. Setelah dingin, geti lalu dikemas plastik dan siap dipasarkan.

“Saat ini pemasaran hanya di pasar Wonogiri dan di kios-kios di wilayah Wonogiri,” kata Sartini, saat ditemui Solopos.com, di rumahnya, Selasa (21/6/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya