SOLOPOS.COM - Peserta mengamati koleksi Museum Lokananta, Solo, saat peluncuran Gerakan Wajib Kunjung Museum, Selasa (7/12/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pemkot Solo meluncurkan Gerakan Wajib Kunjungi Museum, khususnya bagi pelajar. Peluncuran dilakukan di Museum Radya Puskana kemudian mengajak puluhan perwakilan pelajar SMP dan SMA berkeliling mengunjungi lima museum milik pemerintah dan swasta di Kota Bengawan, Selasa (7/12/2021).

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Solo, Agus Santoso, mengatakan gerakan itu bertujuan mengajak pelajar berkunjung ke museum dalam kota sebelum menggelar studi tour ke luar kota.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Minimal sebelum studi tour ke luar daerah, mereka harus mengunjungi museum-museum di Solo dulu. Museum adalah gudang ilmu yang menyimpan banyak hal dari masa lalu. Mereka bisa belajar budi pekerti, mengetahui sejarah, kreasi zaman dulu, dan sebagainya,” ucapnya kepada wartawan seusai peluncuran Gerakan Wajib Kunjung Museum.

Baca Juga: Pernah Ada Kampung Belanda di Solo, Ini Lokasinya

Agus menambahkan setelah kegiatan tersebut, akan ada edaran ke sekolah di Kota Solo untuk berwisata ke museum. Gerakan tersebut selaras dengan penetapan Solo sebagai deklarator terbentuknya Jaringan Kota Pusaka Indonesia sekaligus sebagai Ibu Kota Pemajuan Kebudayaan.

Hal itu didasari karena seni budaya bisa memberikan nilai kesejahteraan pada masyarakat. Ia mengatakan berdasarkan penilaian dari sepuluh kurator independen, Kota Solo mendapatkan predikat tersebut sesuai visi misi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yakni tangguh, kreatif, gesit, dan sejahtera.

Dalam hal ini kebudayaan, salah satunya sejarah, didorong untuk bersinergi dengan ekonomi guna pemulihan ekonomi seusai pandemi Covid-19. Kepala UPT Museum Kota Solo, Luthfi Khamid, mengatakan ada 18 museum di Solo.

Baca Juga: Perwakilan PDAM Se-Indonesia Ngumpul di Solo, Bahas Apa Ya?

Dongkrak Jumlah Pengunjung

Ada Museum Radya Pustaka, Museum Keris Nusantara, Monumen Pers Nasional, Museum Lokananta, dan Museum Bank Indonesia. Kemudian, Museum RRI, Temurun, Samanhudi, Batik Gunawan, dan Museum Batik Keris.

Lalu, Museum Lukis Dullah, Museum Astana Oentara Laya, Museum UNS Solo, dan Museum Pura Mangkunegaran. Berikutnya Museum Danar Hadi, Museum Musik Kamsidi, Museum Samanhudi, dan Museum Keraton Kasunanan Surakarta. Dari belasan museum tersebut, ada beberapa yang belum layak kunjung lantaran masih persiapan.

“Selama Pandemi, kunjungan ke dua museum Pemkot memang berkurang drastis. Namun, kami berupaya agar tak sepi peminat. Salah satunya menggelar event di Museum Keris beberapa waktu lalu,” ucapnya di lokasi yang sama.

Baca Juga: Sungai Warna-Warni Gegara Limbah Industri, DLH Solo: Solusinya IPAL

Dalam sebulan, total kunjungan di dua museum milik Pemkot Solo tak sampai 500 orang, bahkan hanya belasan orang dalam sehari. Keberadaan event cukup mendongkrak jumlah pengunjung hingga ratusan orang per hari.

“Kami meminjam Keris Pangeran Diponegoro untuk dipajang di Museum Keris yang ternyata mendongkrak jumlah pengunjung. Upaya lain, di antaranya belajar bersama di museum, jelajah museum dengan sepeda, seminar dan lokakarya, dan sejenisnya,” kata Luthfi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya