SOLOPOS.COM - Kondisi wahana ontang-anting ambruk di Pasar Malam Jolotundo, Sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang, pada Jumat (3/6/2022) sekiranya pukul 20.30 WIB. (Solopos.com/Dickri Tifani Badi)

Solopos.com,  SEMARANG — Wahana ontang-anting di pasar malam yang berlokasi di Lapangan Jolotundo, Sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) ambruk, Jumat (3/6/2022) sekira 20.30 WIB. Wahana tersebut semacam ayunan yang digerakkan oleh mesin.

Informasi yang diperoleh Solopos.com, belasan pengunjung dari anak-anak hingga dewasa naik wahana tersebut. Tak selang lama berputar, ontang-anting kemudian ambruk ke arah utara. Lalu, kursi wahana tersebut bergelantungan di besi-besi penahan wahana .

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Akibat kejadian ini, sekitar dua sampai tiga orang mengalami luka-luka ringan di bagian kaki.

Salah seorang penjaga pasar malam Jolotundo yang enggan disebutkan namanya mengaku tidak tahu siapa pengelola pasar malam tersebut tersebut. Ia mengaku hanya bekerja sampingan untuk menjaga wahana pesawat.

“Kurang tahu (pengelola). Saya hanya kocokan saja dan dari awal buka saya menjaga [wahana] pesawat,” katanya.

Baca Juga: Round Up Hoaks Menara Masjid Sriwedari Ambruk: Siapa Biang Keroknya?

Ia juga tak tahu siapa penjaga wahana ontang-anting. Namun dirinya memastikan pasar malam ini keliling dari satu daerah ke daerah lain, tidak hanya digelar di Jolotundo. Sebelumnya yakni di Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Ia juga menjelaskan, Pasar Malam di Jolotundo sudah buka sejak sepekan yang lalu dan akan berlangsung tiga pekan. “Keliling per daerah. Di sini (Jolotundo) sudah 8 hari. Sebelumnya, di Ambarawa. Kontraknya, tiga minggu. Setelah ini, belum tahu,” jelasnya.

Kronologi Ontang-Anting Ambruk

Kronologi ambruknya wahana ontang-anting ini terjadi pada sekitar pukul 20. 30 WIB. Bahkan, kata dia, kejadian seperti ini baru terjadi di Jolotundo, sebelumnya di Ambarawa aman-aman saja.

“Jatuhnya, 20.30 WIB. Baru kali ini, di Ambarawa aman, “imbuhnya.

Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa pasar malam tersebut dibuka dari pukul 18.30 hingga 22.00 WIB.

Baca Juga: Dikira Mau Ambruk, Panitia Pastikan Menara Masjid Sriwedari Solo Kuat

Sementara itu, salah satu orang tua korban, Nur Syahadah, mengaku dirinya tidak tahu persis berapa jumlah penumpang wahana tersebut.

Namun, Nur hanya mengutamakan menolong anaknya berinsial K, 10 tahun, yang ada di dalam ontang-antingn yang ambruk itu. Korban mengalami luka ringan bagian kaki kanan dan membengkak.

“Saya tolongin anak saya. Usianya 10 tahun, K. Luka di kaki kanan, langsung membengkak. Sempat nangis, namanya aja bocah. Yang tahu ambruknya ke arah sini [condong ke utara], anak saya pas ambruk ya di situ,” jelasnya sambil menunjukkan lokasi ambruknya ontang-anting.

Selai anaknya, menurutnya, ada satu korban yang berusia dewasa itu mengalami luka cukup berat karena terkena besi penyangga ontang-anting langsung pingsan.

“Paling parah yang dewasa itu, kena kakinya. Langsung semaput [pingsan], cewek,” kata Nur.

Baca Juga: Kronologi Portal Underpass Makamhaji Ditabrak Truk hingga Ambruk

Ia mengaku baru kali pertama mengunjungi Pasar Malam di Jolotundo karena anaknya ingin datang ke tempat tersebut. Tiket untuk naik ontang-anting yakni sebesar Rp10.000.

“Sengaja datang ke sini. Sebelumnya main ke saudara dulu. Terus mampir, pumpung ada pasar malam. Sepuluh ribu, bayar langsung naik,” terang warga Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarag itu.

Nur menegaskan dirinya bakal menuntut pengelola agar ada tanggung jawab atas menimpa anaknya menjadi korban wahana itu. “Ya mesti. Nuntut ta ya. Tanggung jawabnya bagaimana. Di sini udah bayar, luka bisa disembuhkan kalau mentalnya enggak bisa disembuhkan,” tegasnya.

Kesempatan sama, saksi mata lainnya bernama Mulyadi mejelaskan, bahwa penumpang di ontang-anting ini tidak begitu ramai. Namun jatuhnya wahana ini sedang berjalan dan tidak kuat, kemudian ambruk.

“Enggak begitu ramai biasa aja. Jatuhnya sedang jalan dan tidak kuat, terus ambruk. Langsung berhenti, “katanya.

Menurutnya, penumpangnya itu rata-rata dari anak SD hingga orang dewasa. Akibatnya, dua sampai tiga orang mengalami luka ringan memar di bagian kaki.



“Rata-rata dewasa SD SMP ada, dewasa lagi ada, ya luka luka sedikit memar. tiga sampai dua orang di Rumah Sakit Dr Cipto, memar aja di kakinya. Tadi sudah diobati, “imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya