SOLOPOS.COM - Proyek revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo ditarget selesai pada Desember 2022 mendatang dan sudah buka kembali sebelum Natal. Foto dianmbil Sabtu (13/8/2022). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO — Ketua Yayasan Konservasi Marga Indonesia, Agus Santoso, mengungkapkan Taman Satwa Tari Jurug atau TSTJ Solo memiliki keistimewaan lebih dibandingkan taman safari lain di daerah lain.

Keistimewaan tersebut salah satunya yakni dengan adanya danau sebagai point of view bagi pengunjung. Hal itu diungkapkan Agus saat menghadiri acara groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek revitalisasi TSTJ, Sabtu (13/8/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Acara itu dihadiri unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Solo, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Agus Justianto, serta para mitra, dan stakeholder.

Keistimewaan lainnya, menurut Agus, yakni letaknya yang dengan Sungai Bengawan Solo. Belum lagi adanya Museum Gesang di kawasan yang sama. Gesang sebagai pencipta lagu Bengawan Solo merupakan maestro keroncong yang tersohor di Tanah Air.

Ekspedisi Mudik 2024

Dengan berbagai keistimewaan itu, Agus yakni TSTJ Solo sebagai tempat konservasi satwa akan dengan mudah mendunia dan menjadi ikon wisata, khususnya pusat konservasi dan edukasi satwa.

Baca Juga: Kejar Momen Akhir Tahun, Proyek TSTJ Digeber Agar Bisa Buka 23 Desember

“Saya yakin gampang mendunia karena nama Bengawan Solo sudah dikenal di luar negeri. TSTJ merupakan satu-satunya taman satwa yang memiliki danau. Taman safari lain tidak punya,” ujarnya.

Konsep Alam Terbuka

Menurut Agus, TSTJ mengusung konsep alam terbuka seperti taman safari. Beragam fasilitas rekreasi dan atraksi hewan menyokong operasional TSTJ Solo setelah rampung direvitalisasi.

Misalnya, ada perkampungan ala Afrika, museum, kafe, restoran hingga tempat atraksi hewan. Nantinya, beragam jenis binatang primata seperti monyet, orang utan, bakal dilepas di alam terbuka.

Baca Juga: Taman Jurug Solo Dirombak Jadi Mewah, Harga Tiketnya Mahal Enggak Ya?

Begitu pula, kuda,zebra, dan rusa juga dilepas di area taman satwa. Khusus binatang buas seperti harimau akan disiapkan area khusus. “Pengunjung bisa menyaksikan aktivitas sehari-hari macan dan harimau sambil menyantap makanan dan minuman di restoran atau kafe,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Agus Justianto, yang juga hadir saat peletakan batu pertama revitalisasi TSTJ Solo, mengatakan untuk konservasi, TSTJ juga berfungsi sebagai tempat edukasi, peragaan, sumber indukan, serta rekreasi bagi masyarakat.

Koleksi Satwa

TSTJ memiliki 77 koleksi baik jenis satwa lokal maupun eksotis. “Keberadaan TSTJ membantu menyelamatkan beragam jenis satwa yang dilindungi dan terancam punah. Satwa itu bisa direhabilitasi ke habitat liar,” papar dia.

Baca Juga: Desain Revitalisasi Taman Jurug Solo Berubah, Gibran Jamin Lebih Mewah

Seperti diberitakan sebelumnya, TSTJ direvitalisasi oleh investor dari Taman Safari Indonesia. Berdasarkan desain yang diungkapkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, beberapa waktu lalu, TSTJ dirombak total menjadi kebun binatang dengan konsep terbuka.

Hanya bedanya, pengunjung tidak akan bisa menikmati berinteraksi dengan satwa dari dalam mobil seperti di Taman Safari Indonesia. Baru-baru ini Gibran mengatakan ada perubahan desain revitalisasi TSTJ namun ia menjadi hasilnya nanti TSTJ akan menjadi kebun binatang yang mewah.

Sementara itu meski revitalisasi sudah dimulai, berdasarkan informasi di akun Instagram @jurugsolozoo, TSTJ masih tetap buka dan menerima pengunjung pada Agustus. Jam operasional pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Harga tiketnya Rp25.000/orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya