SOLOPOS.COM - Seorang pengunjung melihat-lihat barang antik yang dijual pedagang d Pasar Triwindu Solo, Kamis (10/3/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Pasar Triwindu Solo telah lama dikenal sebagai pusatnya barang-barang antik di Kota Bengawan. Berbagai macam barang kuno dan antik bisa dijumpai di pasar yang terletak di Jl Diponegoro, Ngarsopuro, atau tak jauh dari Pura Mangkunegaran Solo ini.

Sebagian orang yang telah dewasa pasti mengingat momen di usia kanak-kanak. Mengajak teman-teman bermain di halaman rumah dengan mainan sederhana.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Triwindu, Dody, mengatakan barang antik seperti mainan era 1980-an masih ada di sana. Pembeli bebas memilih barang yang dicari karena pilihan pedagang yang banyak dan variatif.

Baca Juga: Sejarah Pasar Triwindu Ternyata Bekas Kandang Kuda Mangkunegaran

“Hobi waktu kecil main mobil-mobilan dari gembreng, dulu belum ada plastik, jadi laku. Lalu permainan umbul, umbul adalah gambar-gambar kelompok lakon atau komik-komik kartu,” ucapnya saat ditemui Solopos.com di Pasar Triwindu, Solo, Kamis (10/3/2022).

Selain mainan sederhana, menurut Dody, yang menjadi primadona saat ini adalah keris, tombak, dan furnitur. Pedagang mendapatkan barang antik dari orang-orang yang menjual barangnya kepada mereka.

Pedagang menegosiasikan harga dengan orang-orang tersebut berdasar kesepakatan bersama. “Jadi memang setiap pedagang sudah punya langganan masing-masing. Biasanya barang-barang yang lama banyak dimiliki orang-orang misalnya keris dan keramik-keramik tua,” katanya.

Baca Juga: Kirab Jenang Sura Jadi Ungkapan Rasa Syukur Pedagang Pasar Triwindu Solo

Bernilai Seni Tinggi dan Langka

Barang antik yang paling laku di kios Dody di Pasar Triwindu Solo adalah koin-koin mahar. Calon pengantin rela membeli dengan harga mahal karena koin-koin itu bernilai seni tinggi dan langka.

“Koin-koin mahar laki hampir setiap hari karena sudah jarang. Dulu saya pernah beli uang Rp1 itu sampai 40 kilogram. Dulu 1 kg Rp9.000, sekarang saya jual Rp25.000 satu kepingnya,” ujarnya.

Dody mendapatkan untung berlipat dari penjualan koin mahar tersebut. Harga jual barang tersebut hampir tiga kali lipat lebih mahal daripada harga belinya.

Baca Juga: Pedagang Dukung Pasar Triwindu Solo Masuk Paket Wisata Kota

Barang lainnya yang dijual Dody seperti teko harganya Rp150.000 sampai Rp200.000, cangkir Rp50.000, seruni Rp100.000 sampai Rp125.000 per biji keramik. Perhiasan zaman dulu seperti cincin ulan-ulan (kepala naga) bermata berlian harganya Rp1 juta-Rp2 juta.

Cincin bermata intan Rp500.000 sampai Rp1 juta, dan sintetis Rp100.000 sampai Rp250.000. “Barang yang terjual paling mahal sejauh itu keris, apalagi yang ada mata berliannya, barang yang langka laku Rp50 juta,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya