SOLOPOS.COM - Ilustrasi self-portrait photograph atau selfie, tren perilaku anyar memotret diri sendiri. (magforwomen.com)

Solopos.com, CHICAGO – Anda suka foto selfie? Ini hasil penelitian terbaru mengenai aksi foto memotret diri sendiri itu. Sebuah penelitian dari American Psychiatric Association (APA) mengungkapkan mereka yang terobsesi dengan kebiasaan untuk mengambil foto dirinya sendiri atau dikenal dengan selfie dan selanjutnya memosting foto tersebut di jejaring sosial sebagai salah satu penyakit mental.

Dilansir Adobo Chronicles, Sabtu (5/4/2014), APA mengidentifikasikan bahwa terdapat tiga tahap dalam penyakit mental satu ini. Tahap pertama adalah batas selfitis, yakni mereka yang setiap harinya mengambil tiga foto selfie tapi tidak selalu mempostingnya ke jejaring sosial.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tahap kedua disebut selfitis akut di mana mereka mempunyai kebiasaan untuk mengambil tiga foto selfie perharinya dan mempostingnya di jejaring sosial.

Yang paling parah disebut denga nama selfitis kronis, di mana mereka yang mempunyai penyakit ini tidak bisa mengontrol kemauannya untuk terus mengambil foto selfie. Mereka pun paling tidak mengambil foto selfie enam kali sehari dan selalu mempostingnya ke internet.

Kasus paling parah adalah Danny Bowman yang belakangan menghebohkan media. Remaja asal Inggris ini bahkan nekat mencoba mengakhiri hidup setelah gagal mendapatkan foto selfie sempurna. Danny setidaknya ia telah menghabiskan 10 jam untuk berfoto selfie. Dalam sehari, ia setidaknya memotret dirinya 200 kali.

Danny mengakui kecanduannya berfoto selfie merupakan salah satu usahanya dalam menarik perhatian para remaja putri. Kecanduannya untuk berfoto selfie bahkan membuatnya harus putus sekolah.

Dikutip Daily Mail, Minggu (25/3/2014), remaja 19 tahun itu tercatat sebagai pencandu selfie pertama di Inggris. Ia kini mengikuti pelbagai terapi guna mengobati kecanduan atas perilaku pemanfaatan peranti teknologi tersebut.

“Aku terus-menerus mencari dan mengambil foto selfie dengan sempurna dan ketika aku mendapati bahwa aku tak sanggup, aku hanya ingin mati,” aku Danny kepada Sunday Mirror.

Pandangan lain diungkap pengajar dari Durham University, Dr. Mariann Hardey.  “Selfie adalah salah satu revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya,” ujar Dr Mariann Hardey, seorang pengajar di Durham University dengan spesialisasi digital social media, seperti dikutip oleh Guardian (14/7/2014).

Hardey juga mengatakan bahwa dengan memamerkan foto-foto selfie tersebut, maka orang yang bersangkutan ingin terlihat ‘bernilai’ lebih-lebih apabila ada yang berkomentar bagus tentang foto tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya