SOLOPOS.COM - Aktivitas pengumpulan sampah di Bank Sampah Kitiran Emas, RW 008, Kelurahan Purwosari, Laweyan, Solo. (Istimewa/Gropesh)

Solopos.com, SOLO — Gerakan Orang Muda Peduli Sampah (Gropesh) hingga saat ini telah mengelola 127 bank sampah yang tersebar di sejumlah wilayah Soloraya. Salah satunya Bank Sampah Kitiran Emas di RW 008, Purwosari, Laweyan, Solo.

Bank sampah tersebut memiliki sekitar 127 anggota dan beberapa mitra pengepul. Pengumpulan sampah dilakukan tiap dua pekan sekali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga datang dengan membawa sampah yang sudah dipilah dalam 40 kategori. Semuanya didata dan langsung dibawa pengepul yang sudah menunggui.

Baca Juga: Agar Maksimal, Papi Sarimah Solo Harus Ditopang Bank Sampah di Tiap RW

“Jadi konsep kami Bank Sampah portable, setor, dan angkut. Efektif di perkotaan kalau enggak ada lahan. Jadi enggak sekadar menjual sampah, mengubah mentalnya yang penting,” kata Ketua Gerakan Orang Muda Peduli Sampah (Gropesh) sekaligus Ketua Komunitas Bank Sampah Kerjanyata Solo Raya, Denok Marty Astuti, kepada Solopos.com, Minggu (16/1/2021).

Aktivitas Bank Sampah RW 008, Purwosari, Solo, tersebut mampu mengurangi sekitar dua ton sampah setiap bulannya. Denok mengatakan jika semua RW di Kota Solo punya bank sampah seperti di RW 008 Purwosari, bakal semakin banyak pengurangan sampah yang masuk ke TPA Putri Cempo Mojosongo.

Baca Juga: Papi Sarimah Solo, Warga Bingung Mau Salurkan Sampah Nonorganik ke Mana

PLTSa Dipadukan dengan Bank Sampah

Denok kemudian menyoroti proyek pengelolaan menjadi energi listrik atau PLTSa yang ditargetkan beroperasi mulai April 2022. Menggunakan sistem pengolahan yang modern, sampah di TPA Putri Cempo setinggi 28 meter diperkirakan habis dalam sepuluh tahun ke depan.

Dalam sehari PLTSa bakal mengolah sekitar 300 ton sampah. Menurut Denok, sistem pengolahan modern di TPA Putri Cempo Solo itu bisa jalan berdampingan dengan pengelolaan lewat bank sampah. Sehingga nantinya masyarakat teredukasi, sampah di TPA Putri Cempo juga makin berkurang.

Baca Juga: Camat Jebres Solo: Penghuni Indekos Juga Wajib Ikut Aturan Papi Sarimah

“PLTSa menghabiskan dulu sampah yang ada di TPA. Sementara masyarakat juga diedukasi lewat bank sampah sehingga bisa jalan beriringan. Ya bakal percuma misal sampah lama di TPS per hari diolah 300-an ton, lalu ditambah 250 ton sampah baru kan,” kata Denok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya