SOLOPOS.COM - Ilustrasi waduk. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Pengerukan Waduk Cengklik, petani di sekitar Waduk Cengklik khawatir suplai air irigasi terganggu.

Solopos.com, BOYOLALI–Pengerukan Waduk Cengklik yang sedianya dimulai tanggal 3 April 2016 sampai sekarang tak kunjung dilaksanakan. Petani khawatir molornya pengerukan waduk berdampak pada tersendatnya suplai air irigasi pertanian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Desa Sobokerto, Ngemplak, Surahmin, mengatakan Sobokerto merupakan salah satu wilayah yang dijadikan tempat pembangunan Waduk Cengklik. Waduk Cengklik sekarang sudah banyak berubah dan salah satu perubahan itu adalah kondisi waduk sangat dangkal akibat sedimentasi.

“Kami mendukung rencana pengerukan waduk agar ketika musim hujan air dari waduk tidak sampai meluber dan mengenangi lahan pertanian milik warga,” ujar Surahmin saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (11/4/2016).

Surahmin mengatakan saat sosialisasi di kantor Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) wilayah Ngemplak, Boyolali pengerukan waduk rencananya dimulai tanggal 3 April. Pengerukan diawali dengan pengukuran tanah yang akan dijadikan pintu masuk air dari hulu ke hilir (Waduk Cengklik). Namun, sampai pekan kedua April ini alat berat belum ada di lokasi.

“Tanggal 4 Maret rekanan pelaksana pengerukan waduk sudah mengantongi SPK [surat perintah kerja]. Kenyataan di lapangan sampai sekarang belum ada kegiatan sama sekali,” kata dia.

Pada saat sosialisasi, lanjut dia, pekerjaan pengerukan waduk tersebut dilakukan delapan bulan yakni Maret-Oktober atau selama 240 hari. Informasi yang diperoleh dari pelaksana, pengerukan tak kunjung dikerjakan karena belum ada kajian terkait batas ambang maksimal pengerukan kedalaman waduk.

“Kami berharap pengerukan segera dilaksanakan karena waktunya semakin mepet,” kata dia.

Ia menjelaskan tahun lalu pengerukan waduk sudah dilakukan di wilayah Sobokerto sepanjang 400 meter dengan anggaran senilai Rp3 miliar. Pengerukan dilanjutkan tahun ini dengan dana senilai Rp29 miliar.

Sementara itu, salah seorang petani Desa Sobokerto, Ngemplak, Sukartono, mengatakan molornya pengerukan waduk dikhawatirkan bedampak pada molornya penyelesaian pengerukan. Kalau itu terjadi suplay air dari waduk ke pertanian akan ikut terkena dampak.

“November sudah memasuki musim penghujan. Kalau pengerukan belum selesai fungsi waduk tidak akan maksimal dalam menampung air hujan,” kata dia.

Kepala Pelaksana pengerukan Waduk Cengklik, PT Aura Sinar Baru, Surabaya, Jatim, Basuki Setiyadi tidak dapat dihubungi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya