SOLOPOS.COM - Bekerja dari rumah rawan memicu berbagai gangguan. (ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO–Bekerja dari rumah atau work from home (WFH) menjadi gaya baru bekerja selama pandemi Covid-19. Hal ini bisa mencegah persebaran virus corona di tempat kerja.

Bekerja dari rumah membuat pekerja tetap produktif dengan memanfaatkan dan mengandalkan kecanggihan teknologi. Bahkan, agenda pertemuan dan menyelesaikan pekerjaan lain bisa dilakukan virtual lewat aplikasi video. Dokter Spesialis Okupasi, dr. Palupi Agustina Djayadi, Sp.Ok mengatakan sebuah studi di Inggris mengatakan, bahwa selama WFH meningkat fenomena zoom fatigue.

Promosi Apresiasi dan Berdayakan AgenBRILink, BRI Bagikan Hadiah Mobil serta Emas

Zoom fatigue saat bekerja dari rumah menimbulkan kelelahan, kekhawatiran, dan kejenuhan yang dirasakan akibat penggunaan platform komunikasi virtual yang berlebihan,” ujarnya secara virtual pada acara WFH = Kerja 24/7? dari Direktorat P2M Kesehatan Jiwa & Napza seperti dikutip dari Bisnis.com, Sabtu (4/9/2021)

Palupi menyebut, studi di Inggris menemukan, bahwa zoom fatigue menyebabkan seseorang mengalami berbagai penyakit seperti nyeri leher 8 persen, 56 persen nyeri bahu, 55 persen nyeri punggung. Kemudian, terjadi juga peningkatan konsumsi alkohol, pola makan yang tidak sehat serta penurunan kualitas tidur.

Baca Juga: Ikuti 6 Tips Mindfulness dan Bahagia Kala Pandemi Ini

Mengacu pada undang-undang RI No.13/2003 tentang ketenagakerjaan, paragraf 4 waktu kerja Pasal 77 mengatakan jika setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

Waktu kerja sebagaimana dimaksud meliputi 7 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 6 hari kerja, atau 8 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 5 hari kerja. Namun, selama pandemi dan WFH, waktu para pekerja cenderung lebih ekstra banyak dari seharusnya. Meskipun berada di rumah, namun bekerja menjadi lebih sangat berat. Oleh karena itu, menurut Palupi tak ada salahnya mengurangi penggunaan video conference agar lebih sehat. “Kemudian imbangi dengan istirahat, kontrol pola makan dan jangan malas untuk olah raga,” tandasnya.

Mantan pemimpin Yahoo, Marissa Meyer, melarang karyawan bekerja dari rumah. Ia pun menekankan pentingnya hadir di perkantoran dan bekerja bersama secara kelompok.

Dirangkum dari The Conversation dan Liputan6.com, berikut tiga efek samping kerja dari rumah yang jarang diketahui orang:

1. Susah Tidur

Sebuah studi pada 15 negara menemukan 42 persen pekerja yang selalu kerja jarak jauh mengalami kesulitan tidur. Mereka bahkan sering terbangun di malam hari.

Baca Juga : 10 Manfaat Kenari, Salah Satunya Meningkatkan Kesuburan Pria

Orang yang hanya terkadang kerja remote mengalami kesulitan tidur dengan persentase lebih rendah, yakni 34 persen. Sementara, hanya 29 persen pekerja kantor mengalami hal serupa.

2. Lebih Stres

Sebanyak 41 persen pekerja yang selalu kerja mobil merasakan stres lebih tinggi ketimbang yang kerja di kantor. Persentase bagi pekerja kantoran hanya 23 persen.

Penyebab stres karena efek perangkat mobile yang harus disiagakan di kasur. Kesulitan lainnya adalah saat menghubungi rekan kerja, dan melakukan conference call, yang berpotensi mengganggu penghuni rumah.

3. Peluang Karier Berkurang

Bekerja di rumah mengurangi kesempatan bertemu orang-orang yang bisa saja membantu kariermu. Bila kamu jarang terlihat, otomatis kamu jarang diperhatikan bila ada proyek atau promosi.

Penelitian juga menyebut interaksi tatap muka adalah hal esensial dalam mengidentifikasi peluang untuk kolaborasi, inovasi, serta membangun relasi dan jaringan kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya