SOLOPOS.COM - Ilustrasi donor darah (freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Stok darah di Sukoharjo menipis selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat guna menekan laju kasus Covid-19. PMI Sukoharjo pun membuat strategi jemput bola.

Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Masyarakat Unit Donor Darah (UDD) PMI Sukoharjo, Musrifah, mengaku kesulitan mencari pendonor darah selama lebih dari sebulan sejak penerapan pembatasan kegiatan masyarakat. Para pendonor kesulitan menyumbangkan darahnya lantaran akses ruas jalan menuju pusat kota Sukoharjo disekat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Stok darah kritis karena jumlah pendonor bisa dihitung dengan jari. Padahal, permintaan darah dari rumah sakit maupun perorangan cukup tinggi,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (11/8/2021).

Baca Juga: Pekan Ini 5.409 Pelajar SMP di Boyolali Jadi Sasaran Vaksinasi Covid-19

Wanita yang akrab disapa Ifah itu menyebut sejumlah agenda kegiatan penyumbangan darah massal yang digelar organisasi kemasyarakatan (ormas) dan swasta dibatalkan guna mencegah transmisi penularan Covid-19. Padahal, kegiatan penyumbangan darah massal menjadi salah satu sumber menghimpun darah untuk menyuplai ke rumah sakit. Praktis, organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan itu hanya mengandalkan pendonor darah perseorangan.

Hal ini mengakibatkan stok darah menipis. Saking menipisnya stok darah, PMI Sukoharjo tidak melakukan penyimpanan darah lantaran langsung dikirim ke rumah sakit. “Banyak juga permintaan darah dari daerah lain di Soloraya seperti Kota Solo dan Kabupaten Klaten. Artinya, kondisi stok darah menipis juga terjadi di daerah lain,” ujar dia.

Kini, anggota karang taruna di sejumlah desa/kelurahan kembali menyumbangkan darah setelah pemerintah melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat. Ifah menghubungi langsung pengurus karang taruna agar kembali menyumbangkan darah. Sementara penyumbangan darah dari ormas, perusahaan, dan instansi pemerintah bakal dioptimalkan dengan sistem jemput bola.

Sebagian besar kantong darah dikirim ke sejumlah rumah sakit yang telah mempunyai bank darah setiap bulan. Rumah sakit itu yakni RSUD Ir Soekarno Sukoharjo, RS Dr Oen Solobaru, RS Ortopedi Dr Soeharso, dan RS Indriati, Solo Baru. “Anggota Palang Merah Remaja (PMR) juga digerakkan untuk melakukan penyumbangan darah setiap hari. Biasanya, mereka mengajak teman sekolah untuk menyumbangkan darah,” tutur dia.

Baca Juga: Digusur Sepihak, 4 Tahun Ditelantarkan, Begini Nasib eks Pedagang Pasar Kembang

Kepala Markas PMI Sukoharjo, Ismoyo Sidik, mengatakan saat ini tak hanya darah yang dibutuhkan rumah sakit melainkan plasma untuk membantu proses penyembuhan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Ismoyo kerap mengajak para penyintas Covid-19 di Sukoharjo untuk melakukan donor plasma konvalesen ke PMI Kota Solo.

Selama ini, PMI Sukoharjo belum memiliki alat donor plasma konvalesen. “Kami sebatas mencari penyintas agar ikut donor plasma. Plasma sangat dibutuhkan bagi para pasien positif bergejala berat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya