SOLOPOS.COM - Warga menunjukkan sisa-sisa balon udara dengan petasan yang meledak di Dukuh Krapyak, Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu, Klaten, Senin (17/5/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Total sisa bahan petasan yang ditemukan di lokasi balon udara meledak di permukiman Dukuh Krapyak, Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu, Klaten, beratnya hampir 1 kg.

Meski berdaya ledak rendah atau low explosive, dengan jumlah tersebut, petasan itu tetap bisa berakibat fatal jika meledak. Hal itu dijelaskan Iptu Maruto, anggota tim Penjinak Bom (Jibom) Brimob Polda Jawa Tengah (Jateng) saat jumpa pers di Mapolres Klaten, Selasa (18/5/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan sekitar empat petasan yang dibungkus pipa paralon serta kertas dan belum meledak. Setelah ditimbang, berat bahan petasan dalam balon udara di Klaten yang belum meledak itu mencapai 1 kg.

Baca Juga: Tertangkap Seusai Balon Udara Meledak Di Delanggu Klaten, Tersangka: Niatnya Meriahkan Lebaran

“Kami mendapat laporan dari polres, sebagai tim Jibom otomatis kami mendatangi TKP dan ternyata benar masih ada bagian mesiu atau black powder dan sebagian obat mercon masih utuh sekitar tiga sampai empat. Itu sejenis low explosive. Kami temukan lebih dari 1 kg,” kata Iptu Maruto.

Meski jenisnya low explosive, Iptu Maruto mengatakan kalau beratnya lebih dari 1 kg dan dibuat chasing-nya sedemikian rupa bisa menghancurkan rumah yang kejatuhan. Lantaran berupa bahan yang mudah terbakar, Iptu Maruto mengatakan bahan tersebut langsung dimusnahkan.

Super Sensitif

“Kami lakukan disposal karena barang seperti ini akan mudah terbakar walau disimpan dalam suhu beberapa derajat. Kami hancurkan langsung demi keamanan polsek juga,” kata Iptu Maruto.

Baca Juga: Balon Udara Bawa Petasan Meledak di Delanggu Klaten, 5 Warga Magelang Jadi Tersangka

Kasubdit Labfor Polda Jateng, AKBP Iwan Rusdiawan, mengatakan bahan peledak yang digunakan pada petasan dalam balon udara yang meledak di Klaten berdaya ledak rendah. Namun, bahan yang biasa digunakan untuk membuat petasan itu super sensitif terhadap gesekan, tekanan, serta panas.

Ia menyebut ada beberapa kejadian yang sampai menimbulkan korban jiwa di masyarakat dalam hal meracik petasan. Senyawa itu salah satu jenisnya kalium klorat sebagai oksidator, kemudian sulfur atau belerang, ditambah unsur alumunium.

"Ketiga bahan itu dicampur jadi satu. Itu yang dinamakan isian petasan dan sangat rawan dalam hal proses pembuatan atau peracikan. Jangankan diledakkan, hanya disimpan dalam kantong plastik bisa meledak karena ada shock temperature,” kata AKBP Iwan.

Baca Juga: Balon Udara Meledak di Delanggu Klaten, Polisi Periksa 6 Orang Saksi

Berhenti Meracik Petasan

Iwan menyerukan agar warga berhenti meracik petasan. Selain membahayakan diri sendiri, aktivitas peracikan petasan membahayakan orang lain.

Terkait bahan petasan pada balon udara yang meledak di Desa Sabrang, Delanggu, Klaten, AKBP Iwan menjelaskan segera diperiksa lebih lanjut. “Terkait bahan ini akan kami bawa ke Ditlabfor untuk pemeriksaan lebih lanjut guna mengetahui apa saja komposisinya,” kata AKBP Iwan.

Baca Juga: Geger! Balon Udara Bawa Petasan Meledak di Tengah Kampung Sabrang Delanggu Klaten

Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu, mengonfirmasi ukuran balon udara pembawa petasan itu. Balon udara berbahan plastik dan berangka bambu itu berdiameter 3 meter dengan ketinggian mencapai 10 meter.

Benda itu diterbangkan Senin (17/5/2021) dari wilayah Magelang sekitar pukul 07.00 WIB. Balon udara jatuh dan petasan meledak di samping rumah warga Dukuh Krapyak, Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu, Klaten, antara pukul 08.30 WIB-09.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya