SOLOPOS.COM - Kondisi los daging ayam, daging sapi, dan ikan air tawar Pasar Ir Soekarno kosong sejak beberapa tahun, Kamis (28/1/2021). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Seratusan los daging ayam, sapi, dan ikan air tawar di Pasar Ir Soekarno, Sukoharjo,kosong alias mangkrak selama bertahun-tahun. Para pedagang memilih memindahkan lapak ke luar pasar demi menggaet pembeli.

Kondisi pasar terbesar Kabupaten Sukoharjo itu masih sepi sejak para pedagang pindah dari pasar darurat ke bangunan baru pasar pada awal 2015 lalu. Separuh lebih kios dan los pasar dibiarkan kosong tak dimanfaatkan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejauh ini, masyarakat memilih berbelanja kebutuhan pokok di luar pasar tersebut. Para pedagang oprokan menggelar dagangan sepanjang trotoar luar pasar.

Baca Juga: Cerita Di Balik Transformasi Lahan HP 16 Solo: Pernah Jadi Tempat BABS dan Pembuangan Mayat

Awalnya, beberapa penjual daging ayam bertahan berjualan di los Pasar Ir Soekarno Sukoharjo selama kurang lebih dua tahun. Lantaran kondisi pasar sepi para pedagang daging ayam terus merugi.

Hal ini berimbas pada kelangsungan hidup pedagang dan minimnya retribusi daerah dari pasar tradisional. Para pedagang daging ayam akhirnya memindahkan lapak dagangan ke luar pasar. Mereka berjualan di trotoar demi menggaet pembeli.

Membayar Retribusi

“Jika berjualan dalam pasar tidak ada pengunjung yang membeli daging ayam. Pendapatan setiap hari minim. Padahal, kami juga harus membayar retribusi daerah dari pasar tradisional. Lebih baik berjualan di luar pasar bersama pedagang oprokan lainnya,” kata seorang pedagang daging ayam, Sumarsono, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (28/1/2021).

Baca Juga: Langgar Aturan PPKM, Hajatan Di Giriwondo Karanganyar Dibubarkan Satpol PP

Sumarsono dan sejumlah pedagang daging ayam lainnya mengaku belum lama meninggalkan los Pasar Ir Soekarno Sukoharjo dan membuka lapak di trotoar.

Mereka berjualan di luar pasar lantaran kondisi sepinya pasar tak kunjung teratasi selama lebih dari lima tahun. Padahal, mereka mengandalkan berjualan daging ayam untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Sebelumnya, para pedagang daging ayam mengusulkan pengelolaan pasar oleh pihak ketiga untuk mengatasi permasalahan sepinya pasar. Mereka siap melepas los dan berpindah berjualan ke lokasi lain.

Baca Juga: Siap-Siap Lur! Gaya Kepemimpinan Cawali Solo Gibran dan Rudy Diprediksi Seperti Bumi Dan Langit

“Saking sepinya los pedagang daging ayam dan sapi seperti kuburan. Saat masih berjualan di bangunan lama, kondisi pasar selalu ramai pembeli. Perekonomian daerah juga tumbuh,” ujarnya.

Akses Menuju Los

Berdasarkan data Disdagkop dan UKM Sukoharjo, di Pasar Ir Soekarno ada 636 kios dan 387 los. Mayoritas kios dan los pasar dibiarkan kosong sampai sekarang. Selain Pasar Ir Soekarno, kondisi serupa terjadi pada lima pasar tradisional lainnya di Kabupaten Jamu.

Terpisah, Lurah Pasar Ir Soekarno, Widadi Nugroho, mengatakan akses jalan menuju los daging ayam, daging sapi dan ikan air tawar tertutup tembok. Hal ini membuat pengunjung enggan melirik dan berbelanja di los daging.

Baca Juga: Pemkot Solo Tambah 5 Fasyankes Untuk Vaksinasi Covid-19 Tahap II, Mana Saja?

Karena itu, Widadi mewacanakan membuat akses jalan yang memudahkan para pengunjung masuk ke dalam pasar. Pedagang oprokan yang berjualan di trotoar bakal dipindah ke lantai I pasar sebagai bagian dari penataan pasar tradisional.

“Saya yakin para pedagang yang berjualan di trotoar bakal masuk ke pasar. Mereka sudah punya pelanggan. Secara lisan, usulan pembangunan akses jalan sudah sampaikan kepada atasan. Namun, kebijakan tetap wewenang pimpinan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya