SOLOPOS.COM - Pedagang menggiring sapi di pasar hewan Tertek, Kediri, Jawa Timur, Senin (23/5/2022). Sejumlah pedagang hewan kurban setempat menyatakan terancam merugi karena dua bulan menjelang Idul Adha kesulitan mencari stok hewan kurban dengan harga kompetitif karena larangan masuk hewan ternak dari luar daerah guna menanggulangi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/aww.

Solopos.com, JAKARTA – Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang belum ada tanda-tanda mereda secara tidak langsung berdampak pada harga hewan ternak. Terlebih menjelang Iduladha saat ini.

Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Nanang Purus Subendro, mengatakan saat ini harga sapi sudah naik di angka rata-rata Rp72.000 per kilogram.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ini jelas ada kenaikan harga dibanding tahun lalu sekitar 10%. Gambarannya kalau tahun lalu sekitar Rp62.000 – Rp63.000 per kilogram rata-rata. Sekarang sudah diangkat Rp72.000 per kilonya,” kata Nanang, Kamis (9/6/2022).

Lebih lanjut Nanang mengatakan ukuran sapi yang diminati untuk kurban dengan berat rata-rata 300 kilogram.

Bila dikalikan dengan harga per kilogram, setidaknya tahun ini harga sapi kurban tersebut sebesar Rp21,6 juta per ekor. Sementara tahun lalu harga sapi kurban hanya sekitar Rp18,6 juta per ekornya.

Baca Juga: Aman! Kementan Pastikan Ketersediaan Daging Bebas PMK Jelang Iduladha

Wilayah Jawa Timur yang menjadi pemasok sapi hidup untuk kurban paling terdampak wabah PMK, hingga menyebabkan terganggunya pasokan.

Nanang mengatakan saat ini sapi yang diterima hanya dari daerah bebas PMK, yakni Nusa Tenggara Barat (Bima) dan Bali yang ukurannya terbilang kecil.

“Jawa Timur pemasok sapi terbesar di Indonesia, ketika terjadi wabah, tidak ada pasokan dari Jawa Timur. Akibatnya pasokan sangat terbatas, sangat kurang dari semestinya ini yang menyebabkan harganya terpaksa harus naik,” kata Nanang.

Baca Juga: Prosedur Pengobatan Hewan Terjangkit PMK

Hingga 6 Juni 2022, Kementan mencatat dari 163 kabupaten/kota yang terpapar PMK, terdapat 81.880 ekor sapi yang positif, 524 ekor mati, 28.538 sapi sembuh, 607 ekor dilakukan pemotongan bersyarat, dan 52.211 ekor yang belum sembuh.

Jawa Timur tercatat pada periode yang sama sebagai provinsi dengan kasus terbanyak, yaitu 29.590 ekor dengan total kematian 167 ekor.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Harga Sapi Kurban Tembus Rp21 Juta per Ekor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya