SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Jumlah penduduk miskin Kabupaten Sukoharjo naik menjadi 7,68 persen pada 2020 lalu. Kenaikan jumlah penduduk miskin ini terjadi karena adanya pandemi Covid-19 dan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Pemkab Sukoharjo berkomitmen menekan angka tersebut dengan sentuhan berbagai program pengentasan kemiskinan. Secara umum penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan Kabupaten Sukoharjo pada 2020 menunjukkan hasil signifikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil-hasil pembangunan antaran lain sebagai kabupaten di Indonesia dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tinggi. Tingginya IPM tersebut membuat Kabupaten Sukoharjo masuk kategori 10 Kabupaten Terbaik Tingkat Nasional.

Baca Juga: Gibran Datangi Gudang Berbau Busuk di Jl Sumpah Pemuda Solo, Ternyata Ini Isinya

Dalam nota pengantar LKPJ Tahun 2020 yang disampaikan ke DPRD, selain data penduduk miskin, Bupati Sukoharjo Etik Suryani juga menyampaikan pencapaian Kabupaten Makmur.

Etik menyebut pada 2016, IPM Sukoharjo baru pada angka 75,06. Angka itu naik menjadi 75,56 pada 2017. Pada 2018 angkanya naik menjadi 76,07 dan 2019 menjadi 76,84. Angka IPM terus meningkat hingga 2020 menjadi sebesar 76,98.

Selain itu, untuk Angka Harapan Hidup (AHH) Sukoharjo sejak lahir meningkat signifikan. Pada 2018, Angka Harapan Hidup berada pada angka 77,54, sedang 2019 mencapai 77,55 dan 2020 menjadi 77,65.

Baca Juga: Terpapar Covid-19, Puluhan Santri Ponpes di Kauman Solo Diboyong Ke Donohudan

Harapan Lama Sekolah

Begitu juga dengan Harapan Lama Sekolah yang mana pada 2018 berada pada angka 13,81, pada 2019 menjadi 13,82 dan 2020 meningkat menjadi 13,83.

Tidak hanya mencatatkan angka yang tinggi pada IPM, Sukoharjo juga mencatatkan data penduduk miskin yang terukur. Pada 2016, penduduk miskin tercatat 9,07%. Pada 2017 turun jadi 8,75%, pada 2018 sebesar 7,41%, 2019 sebesar 7,14%.

Namun pada 2020 naik menjadi 7,68%. Kenaikan jumlah penduduk misikin pada 2020 terjadi karena adanya pandemi corona. "Angka ini akan terus diupayakan untuk turun melalui berbagai program atau kegiatan pengentasan kemiskinan," lanjutnya.

Baca Juga: Puluhan Ayam di Cawas Klaten Mati Mendadak, Kepalanya Gosong!

Dengan mengusung visi mewujudkan masyarakat Sukoharjo yang lebih makmur, Bupati menyampaikan fokus pada berbagai sektor meski di tengah keterbatasan akibat dampak pandemi Covid-19.

Salah satunya untuk pemulihan ekonomi rakyat, khususnya bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pada tahun anggaran ini, Pemkab Sukoharjo mengalokasikan anggaran senilai Rp6.420.312.864 untuk UMKM.

Selain itu, isu-isu strategis pembangunan menjadi fokus utama dalam masa pandemi Covid-19 antara lain mengurangi jumlah penduduk miskin Sukoharjo dan mengurangi angka pengangguran.

Baca Juga: Mudik Lebaran Dilarang, Ini Sikap Paguyuban Kaum Boro Wonogiri

Pembangunan Infrastruktur

Lalu pemulihan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Lalu pertumbuhan ekonomi dan ketahanan ekonomi, pembangunan infrastruktur daerah, tata kelola pemerintahan dan kondusivitas wilayah.

Pemkab Sukoharjo juga mencatat keberhasilan pembangunan pada 2020, yang ditunjukkan dengan beberapa penghargaan diperoleh. Penghargaan itu misalnya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap pengelolaan keuangan tahun anggaran 2019. "Sebelum WTP juga diterima Pemkab Sukoharjo pada 2015, 2016, 2017, dan 2018," kata Bupati.

Pemkab Sukoharjo juga menerima piagam penghargaan atas prestasi penyelengaraan pemerintahan daerah dengan skor 3,2613 dan status kinerja Sangat Tinggi, berdasarkan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) pada 2018.

Baca Juga: Tahun Depan, Pemprov Jateng Bakal Bangun Flyover Pilangsari Sragen

Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri pada 25 April 2020. Selanjutnya Nirwasitra Tantra 2019 kategori Kabupaten Kecil kepada Bupati Sukoharjo dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Evaluasi Smart City 2020 dengan skor nilai 3,22 atau sangat baik dari Kementrian Komunikasi dan Informatika. Pemkab juga menerima penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan sebagai Kabupaten/Kota Terbaik III kategori Supply Creation 2020 dari Kementerian Kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya