SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, WONOGIRI — Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, tak mempermasalahkan tingkat kemiskinan di Kabupaten Wonogiri tahun 2021 naik 0,69 persen menjadi 11,55 persen dibanding tahun 2020.

Ia menyebut kondisi tersebut dialami berbagai daerah di Indonesia akibat pandemi Covid-19. Bupati yang akrab disapa Jekek itu saat ditemui wartawan di Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Jumat (14/1/2022), menuturkan Kabupaten Wonogiri bukan satu-satunya daerah di Tanah Air yang penduduk miskinnya bertambah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dampak pandemi Covid-19 dirasakan semua daerah bahkan hingga skala global. Tingkat kemiskinan secara nasional pun naik, sama halnya dengan skala provinsi.

Baca Juga : Segini Volume Sampah Selama Setahun di Wonogiri, Banyak?

Penduduk miskin Jawa Tengah pada 2021 tercatat 11,79 atau naik 0,38 persen daripada 2020 yang saat itu 11,41 persen. Bupati mengaku tidak kaget saat mengetahui data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap penduduk miskin Kabupaten Wonogiri 2021 naik.

Ia mengaku sudah memprediksi angka kemiskinan Wonogiri. “Enggak kaget. Malah saya sudah memprediksi tingkat kemiskinan pada 2021 naik setidaknya 0,5 persen. Ternyata naiknya 0,69 persen. Enggak ada masalah,” ucap Bupati.

Kendati demikian Joko Sutopo optimistis penurunan tingkat kemiskinan Wonogiri hingga satu digit akan tercapai. Keyakinannya mengacu kondisi ekonomi mulai membaik menyusul penularan Covid-19 terkendali.

Baca Juga : Rezeki Nomplok, Warga Joyosuran Solo Beli AC, Dapat Brio

Ketika kondisi normal, Bupati menilai aktivitas masyarakat akan pulih seperti sedia kala. Pergerakan aktivitas masyarakat memacu ekonomi warga. Saat ekonomi warga meningkat, katanya, otomatis tingkat pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan makanan dan nonmakanan naik.

Kemiskinan Wonogiri

Untuk diketahui, kemiskinan diukur dari tingkat pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan makanan dan nonmakanan per orang. Kondisi kemiskinan pada 2020 berdasar data BPS Wonogiri, garis kemiskinan Wonogiri 2020 tercatat Rp361.643/orang/bulan.

Pengeluaran bulanan per orang di bawah garis kemiskinan itu disebut miskin. Pada tahun tersebut tingkat kemiskinan tercatat 10,86 persen. Artinya, 10,86 persen penduduk miskin pada 2020 merupakan setiap penduduk yang pengeluarannya kurang dari Rp361.643/bulan.

Baca Juga : Menhub dan Gibran Buka Rahasia Tirtonadi Solo Jadi Terminal Terbaik

Bupati semakin optimistis lantaran tingkat kemiskinan Kabupaten Wonogiri pernah turun hingga hampir tiga persen selama dirinya memimpin pada periode pertama.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, tahun pertama Joko Sutopo menjabat Bupati, pada 2016, tingkat kemiskinan Kabupaten Wonogiri tercatat 13,12 persen. Sejak saat itu dari tahun ke tahun hingga 2018 tingkat kemiskinan turun.

Pada 2017 penduduk miskin tercatat 12,9 persen, kemudian 2018 berada di angka 10,75 persen, dan pada 2019 tercatat 10,25 persen. Penurunan tingkat kemiskinan dari 2016 hingga 2019 mencapai 2,87 persen.

Baca Juga : Kronologi Suami Bunuh Istri di Semarang, Kabur Usai Ketahuan Warga

Namun, akibat pandemi Covid-19 pada 2020 sampai 2021 tingkat kemiskinan di Wonogiri naik mencapai 1,3 persen. Penduduk miskin pada 2020 tercatat 10,86 persen atau naik 0,61 persen dibanding 2019. Sementara, pada 2021 penduduk miskin naik lagi sebesar 0,69 persen menjadi 11,55 persen.

“Bukan tidak mungkin tingkat kemiskinan bisa turun signifikan lagi. Kita [kami] harus optimistis target [tingkat kemiskinan mencapai satu digit] tercapai,” ujar Bupati.

Indeks Pembangunan Manusia

Dia mengaku memiliki strategi menekan angka kemiskinan dengan memanfaatkan anggaran. Anggaran akan difokuskan membiayai program pemulihan ekonomi pada 2022 ini, seperti kegiatan padat karya yang bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi warga.

Baca Juga : Perhatian! Ini Kelebihan dan Kekurangan Bisnis NFT

Program itu tidak hanya dapat meningkatkan ekonomi warga, tetapi juga untuk pemberdayaan masyarakat. “Potensi anggaran 2022 akan digunakan seoptimal mungkin untuk menurunkan tingkat kemiskinan,” ulas Bupati.

Menurut dia angka kemiskinan naik bukan berarti program intervensi pada 2020 dan 2021 tidak efektif. Ia mengklaim berbagai program yang dijalankan mampu meningkatkan pembangunan manusia.

Indikatornya, indeks pembangunan manusia (IPM) 2020 dan 2021 tumbuh. Itu menandakan ada perbaikan kualitas pembangunan manusia yang diukur dari kualitas hidup (usia harapan hidup), pendidikan (harapan dan rata-rata lama sekolah), dan ekonomi (pengeluaran).

Baca Juga : Kota Malang Bakal Larang Perdagangan Daging Anjing, Pertama di Jatim



Berkaca pada data BPS Wonogiri, IPM 2020 tumbuh 0,27 persen menjadi 70,25 dibanding 2019 yang saat itu tercatat 69,98. Pada 2020, kali pertama IPM Kabupaten Wonogiri mencapai klasifikasi tinggi. Kemudian pada 2021 IPM tumbuh 0,24 menjadi 70,49 dibanding 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya