SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasien. (Freepik)

Solopos.com, KARANGANYAR Sejumlah keluarga pasien positif Covid-19 meminta anggota keluarga mereka yang dirawat di rumah sakit di Karanganyar dipulangkan dan melanjutkan perawatan di rumah. Hal ini terjadi menjelang Lebaran 2021.

Fakta mengejutkan itu disampaikan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Karanganyar, Juliyatmono, berdasarkan laporan dari pihak rumah sakit maupun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menyebut sejumlah keluarga pasien positif Covid-19 di Karanganyar meminta pulang atau perawatan dilanjutkan di rumah atau rawat jalan. Padahal, status pasien tersebut belum dinyatakan sembuh dan masih terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: Cek Tarif Parkir di Solo, Ada Jukir Nakal Langsung Laporkan

Yuli, sapaan akra Bupati Karanganyar, menyampaikan pihak rumah sakit dan Dinkes berupaya membujuk keluarga pasien Covid-19 tersebut.

“Kami menerima laporan. Pasien, belum sembuh. Keluarganya meminta pulang. Paksa. Ya kalau permintaan keluarga, kami apa bisa melarang,” kata Juliyatmono saat berbincang dengan wartawan, Senin (31/5/2021).

Baca juga: Rekomendasi 4 Kuliner Sehat Murah Meriah di Solo

Pernyataan Dinkes Karanganyar

Plt Kepala Dinkes Kabupaten Karanganyar, Purwati, membenarkan informasi tersebut. Sejumlah keluarga pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang meminta pulang sebelum dinyatakan sembuh terjadi menjelang Lebaran.

“Lebaran kemarin itu banyak [keluarga pasien terkonfirmasi positif Covid-19] meminta pulang. Tetapi tidak kami izinkan. Pertimbangan utama dokter yang merawat belum mengizinkan dia pulang. Alasan lain karena yang bersangkutan belum dinyatakan negatif Covid-19,” tutur Purwati saat dihubungi Solopos.com, Rabu (2/6/2021).

Dinkes Kabupaten Karanganyar melalui puskesmas setempat menggandeng satgas penanganan Covid-19 di tingkat kecamatan dan desa untuk menangani kasus tersebut. Arah mereka adalah mengedukasi keluarga pasien.

“Ya kami edukasi. Kami berkoordinasi dengan pak RT, pak RW. Kalau perangkat di lingkungan setempat tidak mengizinkan pasien pulang ya tidak boleh. Kami melibatkan puskesmas, camat, kepala desa/lurah, kepala dusun, hingga perangkat terbawah,” jelas dia.

Baca juga: Legend! Berdiri Sejak 1980, Warung Mbok Yem di Puncak Lawu Jadi Solusi Para Pendaki

Edukasi Warga

Purwati juga menyampaikan persoalan lain berkaitan dengan Covid-19. Kasus berkaitan dengan pemakaman menerapkan protokol kesehatan. Terutama bagi pasien dengan status suspek.

“Ada kasus pasien suspek. Kami sebut suspek karena menunggu hasil tes swab PCR Covid-19. Beliau meninggal sebelum hasil tes keluar. Seharusnya dimakamkan menerapkan protokol kesehatan. Keluarga tidak menerapkan prokes, ternyata hasil tes positif,” tutur Purwati.

Baca juga: Nostalgia ke Betal Lawas, Dusun yang Hilang Terendam Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

Menindaklanjuti kasus itu, Purwati menyampaikan satgas penanganan Covid-19 di tingkat kecamatan turun tangan.

“Mereka mengedukasi keluarga yang meninggal untuk menjalani isolasi mandiri. Akhirnya mau. Itu terjadi dua pekan lalu.”

Di sisi lain, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, kembali mengingatkan masyarakat tentang akhir pandemi Covid-19 tidak bisa diprediksi. Tetapi, kata Bupati, ada cara untuk menekan persebaran Covid-19.

“Belum ada yang mampu memprediksi [kapan Covid-19 berakhir]. Mari berusaha menekan [persebaran] sekecil mungkin. Pengetatan di berbagai wilayah. Covid-19 ini laten, akan terus ada. Maka mari melakukan adaptasi baru hidup.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya