SOLOPOS.COM - Kondisi Pasar Tanjung, Kecamatan Juwiring, yang sepi pengunjung, Senin (17/1/2022). Para pedagang tidak berjualan sehari menyusul kenaikan retribusi yang sangat tinggi di pasar setempat. (Espos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah pembeli kecele saat datang ke Pasar Tanjung di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Senin (17/1/2022) pagi.

Tak hanya kecele, mereka juga mengaku kaget saat melihat kondisi Pasar Tanjung Klaten sepi. Tak ada pedagang di Pasar Tanjung Klaten menggelar lapak. Padahal, masih pagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang pengunjung Pasar Tanjung, Wiwik, mengaku kecele sesampai di Pasar Tanjung Klaten. Wiwik mengaku hendak membeli kebutuhan pokok di Pasar Tanjung Klaten.

Baca Juga : Retribusi Pasar Tanjung Klaten Naik Ugal-Ugalan, Bakul Mogok Berjualan

Ekspedisi Mudik 2024

Saat tiba di depan Pasar Tanjung Klaten, Wiwik melihat pasar dalam kondisi sepi. “Saya ingin membeli bumbu dan sayuran. Ternyata, pasar sepi. Saya penasaran dan berkeliling ke pasar. Ternyata, para pedagang enggak berjualan,” tutur dia saat berbincang dengan Solopos.com di Pasar Tanjung Klaten, Senin.

Wiwik mendapatkan informasi bahwa 256 pedagang Pasar Tanjung Klaten mogok berjualan pada Senin. “Gara-gara retribusi itu,” katanya.

Salah seorang pedagang Pasar Tanjung yang enggan disebutkan namanya membenarkan hal itu. Ia menyampaikan bahwa pedagang memprotes kenaikan retribusi yang diberlakukan pada awal 2022.

Baca Juga : Ini Lo Penyebab Retribusi di Pasar Tanjung Klaten Naik Ugal-Ugalan

Dia menilai kenaikan retribusi itu memberatkan pedagang. Akibatnya, banyak pedagang memilih tak berjualan. Hal itu berdampak pada kondisi Pasar Tanjung sepi pagi ini.

“Biasanya sangat ramai di pagi hari. Berhubung tak ada yang berjualan, pasar di sini sudah sepi sejak pagi tadi,” tutur dia.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Tanjung, Danang Sujatmiko, saat ditemui wartawan di kompleks pasar setempat, Senin (17/1/2022) pagi menyampaikan paguyuban pedagang Pasar Tanjung Klaten berusaha menemui Lurah Pasar Tanjung, Sri Mulyani, sebanyak tiga kali untuk membicarakan kenaikan retribusi pada 2022.

Baca Juga : Bansos Tunai Diperluas, Nelayan hingga PKL Terima Rp600.000 Per Bulan

Dalam pertemuan itu, pedagang meminta kenaikan retribusi direvisi. Pedagang juga berharap Pasar Tanjung berada di kelas II.

Protes Kenaikan Retribusi

Sebanyak 256 pedagang di Pasar Tanjung Klaten memilih mogok berjualan di pasar setempat, Senin (17/1/2022) karena memprotes kenaikan retribusi pada awal tahun 2022 dinilai ugal-ugalan. Namun, permintaan tersebut tak mendapat titik terang.

“Sebelumnya, memang ada info perwakilan pedagang ingin ke Klaten [Disdagkop dan UKM Klaten]. Tapi, hari Minggu [16/1/2022] kemarin ada pertemuan dengan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Juwiring. Hasil pertemuan itu yang akan ke dinas dari Bu Lurah dan unit pelaksana teknis dinas (UPTD). Hari ini, diliburkan sekalian,” kata Danang.

Baca Juga : Gempa Bumi Magnitudo 5,4 Guncang Lebak Banten

Di Pasar Tanjung terdapat 96 kios dan beberapa los. Kios di Pasar Tanjung ukuran 3 meter x 3 meter. Sedangkan, los di Pasar Tanjung ukuran 1,5 meter x 1,5 meter.

Mengawali tahun 2022, retribusi kios di Pasar Tanjung naik dari 35.000 per meter persegi menjadi Rp90.000 per meter persegi. Sedangkan, kenaikan retribusi los berawal dari Rp30.000 per los menjadi Rp67.500 per los.

Danang menyampaikan kenaikan retribusi disebabkan bangunan Pasar Tanjung baru saja renovasi dua tahun terakhir. “Kelas Pasar Tanjung naik dari kelas II menjadi kelas I karena sudah direnovasi dua tahun lalu,” ungkapnya.

Baca Juga : 10 Berita Terpopuler: 10 Hari, Menunggu Keputusan Ustaz Yusuf Mansur

Danang juga mengungkapkan model pembayaran retribusi dilakukan harian, yakni Rp2.500-Rp3.000 per hari. Tetapi, sistem pembayaran berubah sejak Januari 2022.

“Kalau tahun lalu, model pembayaran setiap hari Rp2.500-Rp3.000. Mulai Januari 2022, retribusi dibayarkan satu bulan [sebelum tanggal 27 setiap bulan]. Berjualan enggak berjualan, membayarnya tetap seperti itu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya