SOLOPOS.COM - Penyemprotan disinfektan di ruang terbuka dianggap buang-buang uang dan salah kaprah. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Langkah pemerintah memutus penyebaran Covid-19 dengan cara menyemprotkan cairan disinfektan di tempat terbuka dan ruang publik dianggap salah kaprah. Tindakan itu dianggap buang-buang uang dan energi.

Adalah seorang dokto asal Amerika Serikat, Dr. Faheem Younus, yang menyebut hal itu. Ia mengatakan disinfeksi permukaan tidak diperlukan di jalan dan ruang terbuka. Hal ini ia sampaikan dalam cuitannya di Twitter dengan akun @FaheemYounus yang dilihat Solopos.com, Rabu (7/7/2021).

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

“Rumah sakit dan kamar dengan pasien COVID adalah cerita lain,” ujar Faheem dalam cuitan berbahasa Indonesia. Maksudnya, disinfeksi di rumah sakit dan kamar dengan pasien Covid-19 itu yang perlu dilakukan.

Lantas, siapa sih Dr Faheem kok berani-beraninya mengkritik langkah Pemerintah Indonesia? Ternyata, Dr Faheem adalah seorang pakar penyakit menular dari University of Maryland Upper Chesapeake Health, Amerika Serikat. Ia memegang beberapa posisi penting yakni Vice President, Chief Quality Officer, Chief Division of Infection Disease, dan Clinical Associate Professor.

Faheem Younus pakar penyakit menular
Dr. Faheem Younus. (twitter/faheemyounus)

Dikutip dari laman resmi University of Maryland, Dr Faheem adalah dokter pemenang penghargaan dan eksekutif dokter bersertifikat (CPE) yang memimpin program kualitas dan keamanan pasien di Universitas Maryland Upper Chesapeake Health.

Dalam cuitannya yang lain, Dr Faheem mengatakan Covid-19 umumnya menyebar dari orang ke orang, melalui kontak dekat atau udara, di ruangan dalam.

“Penyebaran permukaan SANGAT langka. Berhentilah mengkhawatirkan pegangan, gagang pintu, koran, pakaian, bahan makanan,” ujarnya.

“Fokus di tempat yang penting.”

“Disinfektan dinilai terlalu berlebihan. Cuci tangan Anda dan belanjakan uang Anda untuk masker.”

Mode Krisis

Lebih jauh Dr Faheem menyebut Indonesia dalam “mode krisis”. Melihat lonjakan kasus harian Covid-19 yang tembus lebih dari 30.000 memang tak salah ia menyebut demikian. Ia meminta warga +62 tidak dalam “mode panik”.

“Tetap tenang dan dengarkan para ahli. Anda dapat meratakan gelombang ini dalam 3-6 minggu.”

Ia membagi resep untuk menghadapi kondisi krisis ini.  Pertama, seringlah mencuci tangan. Kedua, tutupi mulut saat bersin atau batuk. Ketiga jaga jarak dan jauhi kerumunan. Terakhir, tetaplah di rumah apalagi jika merasa tak enak badan.

Sama seperti 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak?, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) bukan? Jadi, jika Anda sayang pada diri dan keluarga Anda, ayo dispilin 5M!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya