SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan kritis. (Antara)

Solopos.com, KARANGANYAR — Lahan kritis di Kabupaten Karanganyar saat ini sudah mencapai angka 12.000 hektare. Dinas Kehutanan dengan sejumlah stakeholder terkait masih berupaya untuk memulihkan kondisi lahan kritis tersebut.

Luasan lahan kritis di Karanganyar diungkapkan oleh Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah X Surakarta, Misbakhul Munir, ketika dihubungi Solopos.com Senin (20/9/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengatakan luasan lahan kritis yang berada di Karanganyar berada di kawasan wilayah hutan di bawah pengelolaan Perhutani dan di luar hutan.

Baca juga: Investor Tahan Diri, Investasi Masuk Karanganyar Tahun Ini Tak Sekencang 2020

Ekspedisi Mudik 2024

Lahan kritis tersebut tersebar di beberapa kecamatan seperti di Jumantono, Jumapolo, Jatiyoso, Jatipuro, Tawangmangu, dan Jenawi.

“Lahannya itu beragam ada yang milik masyarakat dan di hutan milik Perhutani. Tapi secara angka totalnya ada di sekitar 12.000 hektare untuk lahan kritisnya,” beber dia.

Berisiko Terjadi Tanah Longsor

Misbakhul menambahkan luasnya lahan kritis di Karanganyar disebabkan oleh berbagai alasan. Salah satunya jumlah vegetasi yang kurang dan menyebabkan erosi. Sehingga, tingkat kemiringan tanah menjadi lebih curam dan berisiko terjadi bencana alam tanah longsor.

“Beberapa lainnya seperti pengelolaan yang tidak sesuai aturan konservasi dan alih fungsi lahan menjadi ladang atau perkebunan,” imbuh dia.

Baca juga: Pendaki Meninggal di Gunung Lawu Karanganyar Ternyata Belum Sarapan

Dia menjelaskan upaya memulihkan lahan kritis menurutnya sudah dilakukan dengan menggandeng sejumlah stakeholder dan masyarakat setempat. Salah satunya melakukan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) dengan menanam berbagai jenis pohon keras.

Ditargetkan, setiap tahun luasan lahan yang ditanami pohon seluas 1.800 hektare.

”Macam-macam jenis pohonnya seperti jati, akasia dan lainnya. Nanti bibit dari kami yang menyediakan dan masyarakat sekitar yang menanamnya,” beber dia.

Baca juga: Tatap Muka MAN/MA di Karanganyar Tunggu Vaksinasi Pelajar Rampung

Terpisah, Asper BKPH Lawu Utara KPH Solo, Sartono, mengatakan pihaknya juga saat ini tengah menjalankan program penambahan vegetasi di sejumlah hutan sejak 2019. Menurutnya lokasi paling banyak untuk ditanami di Telaga Dlingo. Total terdapat 1.250 hektare yang ditanami pohon.

“Nanti targetnya selesai di akhir tahun. Karena sejak penanaman kami pantau dulu. Jadi bukan hanya setelah ditanam selesai, tapi kami cek apakah tanamannya bisa tumbuh dengan baik. Jenis tanaman dari kami yang kami tanam itu jenis ekaliptus,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya