SOLOPOS.COM - Sejumlah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mengirim bantuan air bersih di Desa Ngreco, Kecamatan Weru. Foto belum lama ini. (Istimewa-Thohir)

Solopos.com, SUKOHARJO – Krisis air bersih saat musim kemarau di wilayah Sukoharjo bagian selatan meluas. Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mencatat lebih dari 2.000 jiwa yang tersebar di tiga kecamatan kesulitan mendapatkan air bersih.

Sebelumnya, hanya dua desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD Sukoharjo. Kedua desa itu yakni Desa Watubonang, Kecamatan Tawangsari dan Desa Puron, Kecamatan Bulu. Kini, ada empat desa lain yang mengalami hal serupa saat musim kemarau. Keempat desa lain itu yakni Tawang, Jatingarang, Alasombo dan Ngreco di Kecamatan Weru.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selama ini, sejumlah desa di wilayah Weru menjadi daerah langganan krisis air bersih. Saat musim kemarau, warga mengandalkan bantuan air bersih untuk mandi, memasak dan mencuci. Saat ini, sumber air seperti sumur galian di setiap desa telah menyusut.

Lagi, 3 Nakes RSUD Sragen Positif Covid-19

Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, mengatakan telah mengirim mobil tangki air bersih ke sejumlah desa krisis air bersih. Warga kesulitan mendapatkan air bersih sejak beberapa bulan lalu.

“Kami sudah mengirim lebih 40 unit mobil tangki air bersih ke daerah kekeringan. Jika ada permohonan bantuan air bersih dari pemerintah desa langsung ditindaklanjuti dengan pengiriman bantuan air bersih,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (29/8).

Menurut Sri, kondisi geografis sebagian besar wilayah Weru merupakan perbukitan tandus yang menjadi faktor minimnya sumber air di daerah itu. Sebagian besar lapisan tanah terdapat batu hitam yang memiliki tingkat kekerasan cukup tinggi. Hal ini kendala terbesar pembuatan sumur dalam lantaran mata alat bor tak bisa menembus batu hitam.

Warga Nol Covid-19, Desa di Kab Semarang Ini Gelar Syukuran

Bantuan air bersih dikirim ke daerah kekeringan secara berkala. Apabila persediaan air bersih menipis, ia bakal berkoordinasi dengan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Makmur Sukoharjo untuk kembali mengirim bantuan air bersih.

 

200 Tangki 

Selain rumah penduduk, bantuan air bersih juga dikirim ke sejumlah tempat ibadah seperti masjid dan musala. Air bersih menjadi kebutuhan utama umat muslim saat menjalankan salat lima waktu di masjid maupun musala.

“Kami ingin memeratakan bantuan air bersih di daerah kekeringan. Termasuk umat muslim yang hendak menjalankan salat di masjid,” ujar dia.

Menteri Pertanian Tetapkan Ganja Tanaman Obat Binaan, BNN: UU Narkotika Masih Berlaku

Lebih jauh, Sri menambahkan BPBD Sukoharjo menyiapkan 200 tangki air bersih untuk mengatasi krisis air bersih saat musim kemarau. Berdasar perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan puncak musim kemarau diprediksi pada Agustus-awal September.

Kepala Desa Ngreco, Saimin, mengatakan ratusan keluarga di RT 004/RW 010 dan RT 001 dan RT 002/RW 011, Dusun Candi kesulitan mendapatkan air bersih sejak beberapa pekan lalu. Saat ini, mereka mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dusun Candi terletak di lereng perbukitan yang kerap dilanda kekeringan saat musim kemarau.

“Saya sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih ke Pemkab Sukoharjo. Mudah-mudahan musim kemarau tak sepanjang tahun lalu,” kata dia.

Menteri Pertanian Tetapkan Ganja Tanaman Obat Binaan, Begini Reaksi BNN…

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya