SOLOPOS.COM - Ilustrasi subsidi untuk cegah resesi ekonomi (Candra Mantovani/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI -- Ketidakpastian berlanjut tidaknya penyaluran Bantuan Sosial Tunai atau BST 2021 oleh Kementerian Sosial menimbulkan kecurigaan masyarakat Wonogiri.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Jeritan Rakyat atau LSM Jerat Wonogiri, Hartono, kepada Solopos.com, Minggu (23/5/2021), mengatakan kecurigaan itu wajar mengingatkan sebelumnya sempat ada kasus korupsi bansos di Kementerian Sosial.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Masyarakat bisa saja berpikir jangan-jangan kondisi ini sengaja dibuat agar BST bisa “dimainkan”. Informasi dari berbagai sumber, Menteri Sosial atau Mensos, Tri Rismaharini, mengatakan masa penyaluran BST 2021 hanya sampai April dan tidak diperpanjang karena tidak ada anggaran.

Baca Juga: Petani Wonogiri Panen Raya Pertama Koro Pedang, Bisa Bawa Pulang Uang Segini

Pernyataan itu disampaikannya 31 Maret lalu. Lalu pemerintah pusat menginformasikan masa penyaluran BST 2021 akan diperpanjang dua bulan, yakni Mei-Juni.

Hal tersebut disampaikan Kementerian Keuangan atau Kemenkeu melalui Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, 18 Mei lalu. Namun, hingga Jumat (21/5/2021) lalu Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri belum menerima pemberitahuan resmi terkait penyaluran BST 2021 senilai Rp300.000/penerima/bulan.

Hartono mengaku heran bagaimana bisa Mensos dengan Kemenkeu berbeda suara. Ia menilai ketidakpastian ini menimbulkan kecurigaan masyarakat. Bisa saja masyarakat mencurigai kondisi ini sengaja diciptakan agar BST bisa “dimainkan”.

Baca Juga: Jumlah Penerima BLT Wonogiri Menyusut 546 Keluarga, Ini Faktornya…

Permainan

Menurutnya, kerucigaan itu wajar muncul karena sebelumnya ada kasus korupsi dana bantuan sosial atau bansos di Kemensos.
“Masyarakat bisa saja curiga, jangan-jangan ini hanya sebuah permainan biar bisa main-main dengan dana bansos,” ulas Hartono melalui telepon.

Hartono berpendapat Mensos harus segera memberi kepastian penyaluran BST akan dilanjutkan atau tidak. Jika dilanjutkan, pihak terkait sebaiknya sesegera mungkin menyalurkan BST kepada keluarga penerima manfaat atau KPM.

Terlebih, saat ini sudah memasuki pekan terakhir Mei. Jika BST dihentikan, Kemensos harus secepatnya menyampaikan pemberitahuan resmi agar para penerima tidak berharap lebih.

Baca Juga: Kakek di Wonogiri Ditemukan Meninggal di Hutan, Diduga Tersesat dan Kelelahan

Ketua LSM Jerat Wonogiri itu mengaku ragu pemerintah segera mengambil kebijakan terkait BST 2021 tersebut. Hal itu karena pemerintah sudah biasa membuat aturan yang serba tidak pasti.

Terpisah, Kepala Dinsos Wonogiri, Kurnia Listyarini, mengatakan hingga Jumat pekan lalu belum menerima pemberitahuan resmi ihwal BST akan dilanjutkan atau tidak. Saat bertemu Mensos di Wonogiri, 2 Mei lalu, Kurnia menanyakan hal ini kepada Mensos.

Saat itu, Mensos menyatakan penyaluran BST hanya sampai April. Lalu belum lama ini ada berita Kemenkeu menyatakan BST direncanakan diperpanjang hingga Juni. “Kami menunggu pemberitahuan yang resmi [dari Kemensos], bukan sekadar informasi dari medsos [media sosial],” ulas Kurnia.

Baca Juga: Peran Tukang Ceklok di Balik Suksesnya Mete Jatisrono

Mencari Uang Sendiri

Ia melanjutkan hingga Jumat itu tidak ada KPM di Wonogiri yang menanyakan kepastian berlanjut tidaknya penyaluran BST 2021 kepadanya. Apabila ada yang bertanya kepada petugas lain, Kurnia meyakini jumlahnya tidak banyak. Hal itu lantaran warga Wonogiri selalu menerima.

“Kalau dikasih alhamdulillah, kalau [bansos] enggak cair pun enggak mempermasalahkan karena mereka memiliki prinsip bisa mencari uang sendiri,” kata Kurnia.

Sebagai informasi, BST merupakan bansos untuk menangani dampak wabah Covid-19 yang direalisasikan mulai 2020. Penerima harus masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

Baca Juga: Mengenal Papmiso, Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso, dari Wonogiri untuk Indonesia

Awalnya, BST disalurkan pada April-Desember 2020. Saat itu nilai BST tidak sama. Pada tiga bulan pertama nilai BST Rp600.000/KPM.

Nilai BST jatah bulan keempat dan seterusnya senilai Rp300.000/KPM. Kemudian pada 2021 pemerintah pusat menganggarkan BST Januari-April. Jumlah KPM BST di Wonogiri mencapai lebih dari 44.000 keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya