SOLOPOS.COM - Ilustrasi ular kobra. (Reuters)

Solopos.com, SOLO — Serum antiracun atau bisa ular acapkali menjadi pilihan utama untuk menyembuhkan orang orang yang tergigit ular berbisa.

Tapi tidak semua antiracun atau antibisa ular ada di Indonesia. Menurut Ketua Exalos Indonesia Rescue and Education, Janu Widodo, 36, baru tiga ular berbisa yang sudah ada serum antiracun di Indonesia, yaitu kobra, welang, dan gibuk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Yang sudah ada serum antiracun di Indonesia baru tiga jenis ular itu. Serum bisa diakses di rumah sakit besar. Sedangkan untuk ular lainnya belum ada serum antiracun di Indonesia,” terang dia, Senin (21/3/2022).

Baca Juga : Ular Hijau Tak Mematikan Kok Bocah Mojogedang Meninggal? Ini Sebabnya

Korban gigitan ular berbisa selain tiga ular tersebut harus membeli ke luar negeri, yaitu Thailand. Ada proses atau tahapan yang harus dilalui ketika orang Indonesia akan membeli serum antiracun ular ke Thailand.

Janu bercerita pernah ada orang Indonesia yang membeli serum antiracun ke Thailand untuk menyelamatkan anaknya yang digigit ular. Saat itu si orang tua terbang menggunakan pesawat ke Thailand demi serum tersebut.

“Si anak yang digigit ular berusia sembilan tahun. Saat itu proses yang dilalui orang tua si anak panjang banget. Tapi, alhamdulillah-nya dia berhasil mendapatkan serum yang dibutuhkan dan membawanya untuk sang anak,” terang dia.

Baca Juga : Exalos Tangkap 8 Ular di Benteng Vastenburg Solo, Ini Foto-Fotonya

Setiba di Indonesia, Janu melanjutkan, serum tersebut langsung disuntikkan kepada si anak oleh dokter. Setelah mendapatkan serum tersebut kondisi anak semakin membaik. “Alhamdulillah si anak selamat,” sambung dia.

Janu mengakui serum antibisa ular memang sangat membantu korban gigitan ular berbisa. Namun nyatanya masih banyak ular berbisa yang belum ada serum antiracun di Indonesia. Hal itu menjadi catatan khusus.

Hal tersebut berarti tidak semua luka karena gigitan ular berbisa dapat dengan cepat diobati menggunakan serum antiracun. Dengan kondisi itu, Janu menekankan pentingnya pertolongan pertama saat tergigit ular.

Baca Juga : Waduh! Soloraya Disebut Jadi Sarang Nyaman Ular Berbisa Kobra dan Viper

“Pertolongan pertama saat digigit ular menjadi sangat-sangat vital. Hindari kontraksi agar racun di kelenjar getah bening tak menyebar. Jangan diisap, jangan dipijat, jangan diikat. Itu justru membuat racun cepat menyebar,” urai dia.

Bila otot tidak mengalami kontraksi atau gerakan, menurut Janu, racun ular berpeluang untuk tidak menyebar ke bagian lain tubuh. Ketika itu terjadi, berarti racun atau bisa ular bisa dilokalisasi dan dalam dua hingga tiga hari korban bisa sembuh.

Namun tetap korban harus dibawa ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan observasi oleh dokter dan petugas medis. Bila dokter melihat penyebaran racun pada tubuh korban, langkah selanjutnya adalah pemberian antibisa kepada korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya