SOLOPOS.COM - Ilustrasi hybrid virus Corona di Vietnam. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA--Beberapa waktu lalu, muncul hybrid virus Corona India-Inggris di Vietnam. Kemunculan varian baru ini diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Vietnam dan diklaim menyebar dengan cepat di udara.

Seberapa ganas hybrid virus Corona India-Inggris ini? Yuk, simak ulasan selengkapnya di tips kesehatan kali ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari VnExpress International, dari pengurutan genetik yang dilakukan oleh National Institute of Hygiene And Epidemiology, setidaknya ada empat pasien Covid-19 di Vietnam yang membawa varian blasteran atau hybrid virus Corona India-Inggris ini.

Baca Juga: Andien Rilis Lagu dan Film Pendek "Selamat Jalan Kekasihku"

"Vietnam telah menemukan varian baru Covid-19 yang mengkombinasikan karakteristik dua varian yang lebih dulu ada, yang pertama kali ditemukan di India dan Inggris," kata Nguyen Thanh Long, Menteri Kesehatan Vietnam, dikutip dari Reuters, Minggu (30/5/2021).

Menurut pakar epidemiologi Universitas Griffith Dicky Budiman, kemunculan varian baru 'blasteran' atau hybrid virus Corona India-Inggris ini sangat mungkin terjadi. Dan ternyata, kasus hibrida atau sering disebut sebagai rekombinasi ini juga bukan hal yang baru.

"Sangat mungkin, itu yang disebut dengan hybrid mutation atau sering disebut juga dengan rekombinasi, dan bukan hal yang baru," jelas Dicky seperti mengutip detikcom, Senin (31/5/2021)

"Hybrid virus Corona India-Inggris ini adalah hasil dari rekombinasi umumnya strain yang lebih merugikan manusia, seperti halnya yang terbaru Inggris (B117) dan India (B1617), serta di Amerika Serikat antara B117 dan B1429 yang endemiknya ada di California," paparnya.

Apakah hybrid virus Corona India-Inggris ini lebih berbahaya?

Dicky mengatakan kejadian hybrid virus atau rekombinasi ini bisa menyebabkan munculnya varian baru yang lebih berbahaya atau yang ia sebut sebagai super strain. Ini membuat varian tersebut lebih menginfeksi manusia.

"Tapi ada potensi [rekombinan] itu menguntungkan virusnya. Dalam arti, secara evolusi dia jadi lebih bertahan, lebih mudah menginfeksi, artinya merugikan manusia. Ini juga bisa menciptakan atau menyebabkan terjadinya varian baru yang lebih berbahaya," jelasnya.

Namun, kejadian rekombinasi ini tidak selalu menguntungkan si virus. Ada kemungkinan kejadian ini membuat virus menjadi lemah dan tidak bisa menginfeksi manusia.

Dicky mengatakan sampai saat ini hybrid virus atau 'blasteran' antara dua varian virus tersebut masih terus ditelusuri. Ini untuk membuktikan apakah 'blasteran' virus ini hanya rekombinan saja, tetapi gagal menginfeksi manusia.

Baca Juga: Slow Living Bermanfaat untuk Kesehatan Mental, Apa Saja?

"Potensi varian baru atau saya menyebutnya dengan super strain itu besar kemungkinan terjadi di tahun ini. Terutama di negara-negara atau kawasan yang tidak terkendali pandeminya seperti Amerika Serikat, India, Brasil, hingga Indonesia. Sebagai contoh di Amerika terjadi antara varian UK dan California, itu jadi rekombinan," sambungnya.

Selain itu, Dicky juga mengatakan bahwa rekombinan ini sering terjadi pada keluarga Coronavirus. Kok bisa?

"Karena enzim yang mereplikasi di dalam genome mereka ini memang sangat rentan menyebabkan rekombinasi, sleeping off namanya dari RNA-nya. Dan ini yang membuat famili dari virus Corona ini sering terjadi rekombinasi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya