SOLOPOS.COM - Pedagang di Pasar Jangkang, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Agustina menunjukkan minyak goreng kemasan 1 liter yang saat ini dijual Rp20.000, Senin (3/1/20222). (Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Solopos.com, SLEMAN — Harga minyak goreng di pasaran masih tinggi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman bahkan menyebut kenaikan harga kali ini sudah melebihi angka psikologis kebutuhan masyarakat.

Harga rata-rata minyak goreng di delapan pasar besar di Kabupaten Sleman mencapai Rp20.000 per liter, Senin (3/1/2022). Sementara untuk minyak kemasan 2 liter mencapai Rp40.000 dan minyak curah Rp18.700 per liter. Delapan pasar besar tersebut adalah Pasar Prambanan, Pakem, Gamping, Sleman, Godean, Tempel, Gentan, dan Pasar Cebongan.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Selain di delapan pasar tersebut, tingginya harga minyak goreng juga masih terjadi di Pasar Jangkang, Widodomartani, Ngemplak. Agustina. Pedagang di pasar tersebut menjual minyak kemasan 1 liter seharga Rp20.000, dari biasanya hanya kisaran Rp12.000.

Baca juga: Cabai Rawit Picu Inflasi Pada Desember 2021 di Jogja

Meski harga tinggi, permintaan minyak goreng masih terus terjadi. “Harganya naik tapi permintaannya enggak turun. Masih sama soalnya setiap orang butuh minyak goreng kan. Kalau telur mahal, kan masih bisa digantikan lauk yang lainnya,” kata dia, Senin (3/1).

Kepala Bidang Usaha Perdagangan Disperindag Sleman, Kurnia Hastuti mengatakan kenaikan harga yang terlampau tinggi kali ini memang tidak seperti biasanya. Kenaikannya sudah melebihi angka 30% dari harga normal.

“Kenaikannya [minyak goreng] sudah tiga bulan dan satu bulan ini cukup tinggi. Kami menyebutnya [kenaikan harganya] sudah melebihi angka psikologis kebutuhan masyarakat kalau sudah melebihi 30 persen seperti ini,” jelas Nia.

Ia mengakui Pemerintah Daerah tidak bisa berbuat banyak untuk urusan minyak goreng ini karena penyebab kenaikannya sudah skala internasional. Yakni turunnya produksi minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di sejumlah negara pemasok pada akhir tahun.

Baca juga: Kurangi Risiko Bencana Erupsi Merapi, Kali Gendol Dipantau Drone

Menurutnya penyelesaikan masalah ini butuh intervensi dari Pemerintah Pusat. “Butuh regulasi yang tidak bisa diselesaikan Pemda,” lanjut Nia. Pemda, lanjut dia, hanya mampu memastikan stok dan distribusinya aman baik di level distributor, pasar, maupun toko sembako.

Pada November 2021 lalu sudah dilakukan operasi pasar di Prambanan untuk membantu mengatasi tingginya harga minyak goreng ini. Operasi pasar yang digelar Disperindag Sleman bekerja sama dengan Disperindag DIY, perusahaan kemasan serta paguyuban ritel Sleman. Operasi pasar ini menyediakan 400 liter minyak goreng seharga Rp14.000 per liter.

“[Operasi pasar minyak] Langsung ludes. Sekarang [operasi pasar] sedang dievaluasi. Harapan kami berlanjut karena antusias masyarakat tinggi,” tegas Nia.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya