SOLOPOS.COM - Gibran Rakabuming Raka. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyesalkan belum diterapkannya standard operating procedure (SOP) pembelajaran tatap muka atau PTM di sekolah jenjang SD.

Ia mengaku masih menemukan adanya guru yang melepas masker saat di sekolah. Tak hanya itu, Gibran juga mendapati beberapa siswa SD yang keluyuran seusai PTM. Padahal seharusnya siswa SD dijemput orang tua masing-masing seusai mengikuti PTM di sekolah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kemarin saya menemukan beberapa murid yang setelah selesai sekolah malah [jajan] es kapal [di Jl Bhayangkara]. Mari kita sama-sama menjaga lah,” ujarnya saat wawancara dengan wartawan seusai pertandingan eksibisi bulu tangkis Piala Ketua DPC PDIP Solo di GOR PMS Solo, Senin (18/10/2021).

Baca Juga: Klaster PTM Solo Berkembang ke 5 SD, 47 Warga Sekolah Positif Covid-19

Gibran menyerukan kepada semua pihak untuk berkomitmen dengan SOP PTM jenjang SD di Solo yang sudah ditentukan. SOP itu menurutnya bukan untuk menyulitkan masyarakat, namun untuk melindungi warga selama PTM, termasuk para siswa sekolah.

“Solo sudah turun PPKM ke level 2, sayang kalau sampai naik lagi,” urainya. Disinggung pelaksanaan test Covid-19 oleh Dinkes Solo selama ini, menurut Gibran, baru kali ini ditemukan siswa dan guru positif Covid-19. Tes sebelumnya tak ditemukan yang positif Covid-19.

Ia meminta masyarakat tidak panik dengan temuan klaster Covid-19 di lima SD Kota Solo. Menurutnya, langkah-langkah penanganan sudah dilakukan dinas terkait. “Tenang, tenang. Orang tua siswa, siswa, pihak sekolah, tidak perlu khawatir,” serunya.

Baca Juga: Muncul Klaster PTM di Solo, Ini Tanggapan Gibran

Pemantauan Langsung

Menurut Gibran, penutupan sekolah hanya dilakukan di sekolah yang ditemukan kasus Covid-19. Sedangkan untuk SD lainnya di Solo, PTM tetap berjalan. Ia menyatakan akan melakukan pemantauan langsung prokes di sekolah-sekolah setiap pagi hari.

“Intinya semua tidak perlu khawatir. Yang ditutup yang ada [kasus Covid-19] positifnya. Sebelum ke Balai Kota saya muter ke sekolah-sekolah, lihat prokesnya seperti apa. Saya selalu ngelike [mengingatkan] jangan lepas masker, kalau pulang sekolah jangan keluyuran dulu,” terangnya.

Gibran mengaku dirinya belum mendapatkan kabar terbaru soal klaster sekolah itu. Namun, ia menyebut seluruh siswa yang terpapar Covid-19 tidak menunjukkan gejala apa pun atau asimtomatik.

Baca Juga: Pengumuman! Keraton Solo Kembali Tiadakan Gerebeg Maulud, Ini Alasannya

Namun, ia mengatakan kondisi tanpa gejala justru berbahaya karena tampak sehat namun bisa menularkan virus itu kepada orang di sekitarnya. Kejadian ini menjadi pengingat sekolah untuk meningkatkan pengawasan.

“OTG [tanpa gejala], tetapi ini yang bahaya. Masuk sekolah enggak tahu kalau positif. Kalau OTG kan badannya terasa sehat, kalau [siswa itu] kuat PJJ [pembelajaran jarak jauh] ya, PJJ saja, kecuali kalau parah. Anak-anak kecil malah kuat semua,” imbuhnya saat diwawancarai pada Selasa (19/10/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya