SOLOPOS.COM - Ilustrasi bekerja shift malam. (Freepik)

Solopos.com, SOLO–Tidak sedikit pekerja harus bekerja pada shift malam. Pekerja dengan sistem ini dapat menyebabkan masalah pada pencernaan, insomnia, jantung, obesitas, depresi, tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular hingga kanker.

Studi terbaru yang diterbitkan dalam European Heart Journal juga menunjukkan bahwa orang-orang yang bekerja shift malam memiliki peningkatan risiko penyakit jantung dan gangguan irama jantung atau disebut sebagai fibrilasi atrium. Dalam studi tersebut, wanita lebih rentan alami fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung dibandingkan pria saat bekerja shift malam. Selain itu, orang yang tidak berolahraga secara teratur juga dapat mengalami penyakit ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bukan hanya itu, para peneliti juga menemukan bahwa semakin lama dan semakin sering orang bekerja shift malam selama hidup mereka, semakin besar risiko fibrilasi atrium. Meski demikian, kebiasaan ini tidak terkait dengan stroke atau gagal jantung.

Baca Juga: Lebih Baik Tidur Sebentar atau Tidak Sama Sekali? Ini Jawabannya!

Ekspedisi Mudik 2024

Melansir dari The Health Site, Rabu (18/8/2021), peneliti menemukan beberapa hal terkait dengan sistem shift malam, antara lain:

1. Orang yang saat ini bekerja shift malam secara biasa atau permanen memiliki 12 persen peningkatan risiko gangguan irama jantung dibandingkan dengan mereka yang hanya memiliki jam kerja siang hari.

2. Bagi mereka yang memiliki kerja di saat orang lain tidur selama seumur hidup maka risiko gangguan irama jantung meningkat menjadi 18 persen setelah sepuluh tahun atau lebih.

3. Orang yang bekerja rata-rata 3 sampai 8 shift malam dalam sebulan selama 10 tahun atau lebih memiliki 22 persen peningkatan risiko gangguan irama jantung dibandingkan dengan pekerja siang hari.

Para peneliti menyarankan bahwa mengurangi frekuensi dan durasi bekerja shift malam dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Baca Juga: Ketahui Lima Bahasa Cinta, Kamu yang Mana?

Berikut ini adalah cara untuk mengurangi efek bekerja shift malam seperti mengutip laman Bisnis.com, Rabu (18/8/2021):

1. Pilih jam kerja siang hari standar. Tetapi jika Anda tidak memiliki pilihan, Anda bisa mengatur pola gaya hidup yang lebih sehat, seperti diet, olahraga teratur, dan tidur yang cukup. Cara ini dapat membantu mengurangi risiko kesehatan dari kerja shift.

2. Konsumsi the ghee Tubuh menjadi kering ketika bekerja sampai larut. Pakar Ayurveda menyarankan untuk mengonsumsi satu sendok teh ghee sebelum pergi bekerja di malam hari untuk menyeimbangkan kekeringan dalam tubuh. Hal ini dikarenakan bekerja sampai larut malam dapat mengakibatkan shift work sleep disorder (SWSD) yang ditandai dengan iritasi, mudah marah, rambut rontok, kurang konsentrasi, pola tidur terganggu, pusing dan sakit kepala.

Untuk mengatasi efek rontok, cobalah oleskan dan pijat minyak rambut secara teratur ke kulit kepala dan panjang rambut Anda.

3. Terapi uap dan pijat Anda bisa melakukan terapi uap atau pijat tubuh seminggu sekali. Cara ini dapat membantu meredakan nyeri tubuh, dan meningkatkan sirkulasi darah. Anda juga bisa melakukan meditasi dan yoga untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya