SOLOPOS.COM - Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan DKK Solo Tenny Setyoharini. (Solopos/Wahyu Prakosa)

Solopos.com, SOLO — Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mencatat ada 129 warga yang terjangkit demam berdarah dengue atau DBD sampai pekan ke-30 tahun 2022 di Kota Bengawan. Dari jumlah itu, enam orang di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan DKK Solo Tenny Setyoharini menjelaskan insiden rate DBD Solo mencapai 22,2/100.000 penduduk dengan case fatality rate 4,6 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun Tenny tidak hafal ketika ditanya wilayah kelurahan mana yang paling banyak kasus serta golongan warga usia yang paling banyak terkena DBD dari 129 kasus tersebut di Solo.

“Upaya dari dinas kesehatan dari awal tahun sudah ada surat kepala dinas untuk kewaspadaan musim. Harus melakukan pemberantasan sarang nyamuk [PSN],” katanya saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (3/8/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menjelaskan masih ada curah hujan yang berpotensi risiko berkembangnya nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor penularan DBD. Masyarakat harus melakukan PSN secara rutin.

Baca Juga: 1 Warga Terserang DBD, Relawan Lakukan Fogging di Kepatihan Kulon Solo

Nyamuk penyebab DBD itu biasanya berkembang biak di air bersih dan bisa pula di tampungan air meskipun airnya sedikit. Berbagai upaya telah dilakukan dengan kegiatan promosi kesehatan melalui Puskesmas.

Selain itu DKK Solo melakukan kegiatan Jumat Sehat ke wilayah kelurahan setiap dua pekan, dan mengaktifkan kembali kegiatan kader juru pemantau jentik-jentik (jumantik). Hal itu sebagai upaya mencegah bertambahnya kasus DBD di kalangan warga Solo.

Kenali Gejalanya

Dia menjelaskan Jumat Sehat melibatkan warga, kader kesehatan, dan pemangku wilayah setempat untuk membahas masalah kesehatan setempat beserta solusinya. 

Baca Juga: 1 Orang Meninggal Kena DBD, Warga Jebres Solo Deklarasi Sitik Prahara

Catatan Solopos.com, satu orang meninggal dunia akibat penyakit DBD di Kelurahan/Kecamatan Jebres, Solo, berdasarkan pemantauan dari awal tahun sampai 17 Maret 2022. Puluhan warga Kelurahan Jebres melakukan deklarasi di Taman Cerdas Kelurahan Jebres supaya tidak ada lagi kasus DBD dengan menggerakkan semua warga Jebres.

Lurah Jebres, Solo, Lanang Aji Laksito, mengatakan ada dua warga yang dilaporkan kena DBD. Keduanya adalah orang dewasa dan satu orang di antaranya meninggal dunia pada Februari lalu. “Rumah yang meninggal dunia ada pot-pot tanaman. Mungkin bisa untuk bertelur nyamuk,” katanya kepada Solopos.com.

Dia mengatakan warga perlu peduli dengan kesehatan dan mengenali gejala DBD supaya tidak terlambat penanganannya. Gejala DBD mirip dengan tifus.

Baca Juga: Awas! Ancaman Kesehatan Warga Solo Bukan Hanya Covid-19, Tapi Juga DBD

Menurut dia, Kelurahan Jebres sudah memiliki kader jumantik serta program Pemberantasan Sarang Nyamuk Pemantauan  Jentik Berkala (PSN PJB) Silang Antar-RW. Program tersebut sudah dijalankan sejak tahun lalu.

“Kader RW melakukan pemantauan jentik antar-RW. Kader tidak mengecek di RW-nya namun ke RW lain. Jadinya lebih objektif. Kader tidak mengenal rumah yang disurvei,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya