SOLOPOS.COM - Ilustrasi Malaria (IST/ Dok BBC)

Solopos.com, KULONPROGO — Dinas Kesehatan Kulonprogo, DI Yogyakarta, menemukan ada enam kasus malaria di wilayahnya pada awal tahun 2022. Kasus malaria ini paling banyak dialami warga di wiilayah Pegunungan Menoreh.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulonprogo, Rina Nuryati, mengatakan sebanyak enam kasus malaria di Kulonprogo terjadi di sejumlah kapanewon yang berada di gugusan Pegunungan Menoreh. Malaria masih menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai penyebarannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Enam kasus malaria itu tersebar di wilayah Kokap sebanyak dua kasus, Kapanewon Samigaluh sebanyak dua kasus, Kapanewon Pengasih sebanyak satu kasus, dan Girimulyo sebanyak satu kasus.

Baca Juga: Petani di Kulonprogo Dilatih Pahami Potensi Cuaca Ekstrem, Untuk Apa?

Rina mengatakan temuan kasus malaria ini bukan hanya tahun ini saja. Pada 2019, kasus malaria ditemukan sebanyak 18 kasus. Tahun 2020 ditemukan 12 kasus.

“Selanjutnya pada 2021 ditemukan sebnayak 16 kasus. Di tahun ini, total sampai saat ini ditemukan sebanyak enam kasus. Sejak 2019 sampai dengan 2022 tidak ditemukan kasus meninggal dunia,” kata Rina, Jumat (25/3/2022).

Upaya mengantisipasi penyebaran malaria terus dilakukan Dinkes Kulonprogo. Seperti upaya edukasi maupun sosialisasi terhadap masyarakat yang tinggal di wilayah yang kerap terjadi kasus malaria terkait dengan antisipasi malaria. Upaya surveilens migrasi terhadap warga yang berasal dari wilayah endemik malaria juga terus dilakukan.

“Surveilans migrasi terus kita lakukan ya. Warga kami minta untuk melaporkan segera jika ada warga dari daerah endemik [malaria]. Edukasi ke masyarakat di daerah Menoreh untuk tidak keluar rumah di malam hari atau kalau terpaksa ada kegiatan malam memakai repelen. Kami juga meminta agar warga memelihara ikan pemakan jentik nyamuk di tempat-tempat perindukan. Serta, memakai kelambu di malam hari,” ungkap Rina.

Baca Juga: Brakk! Motor Tabrak Truk Berhenti, Anggota Polres Kulonprogo Meninggal

Target Dinas Kesehatan Kulonprogo yang sebelumnya mencanangkan bahwa wilayah bumi binangun terbebas dari malaria di tahun 2021 memang belum terealisasi. Oleh karena itu, peran serta Juru Malaria Desa (JMD) dalam mengantisipasi kasus malaria terus diperkuat.

“JMD sangat berperan terutama di daerah menoreh dalam upaya deteksi dini surveilans migrasi dan pengambilan sampel darah malaria. Masyarakat juga kami minta untuk ikut dalam upaya menekan kasus malaria,” jelas Rina.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo, Sutedjo, mengimbau agar masyarakat juga menaruh perhatian terhadap sejumlah penyakit yang berpotensi timbul, terlebih saat musim hujan seperti saat ini.

“Selain pandemi Covid-19, masyarakat juga kami minta untuk mengantisipasi terjadinya potensi penyakit demam berdarah, leptospirosis, tifus dan malaria, yang kembali menyerang warga Kulonprogo. Saya harap nakes juga aktif dalam melaksanakan pemeriksaan medis maupun sosialisasi,” terang Sutedjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya