SOLOPOS.COM - Nyamuk Aedes Aegypti jenis inilah yang menyebarkan penyakit chikungunya dan DBD lewat gigitan pada manusia. (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 40 warga di satu dukuh di Desa Kedungampel, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah, terserang chikungunya hingga, Selasa (21/12/2021). Setelah diberikan penyuluhan tentang pentingnya menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten bakal mem-fogging satu dukuh yang telah diserang chikungunya tersebut, Rabu (22/12/2021).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, sebanyak 40 warga yang terserang chikungunya berada di Dukuh Patoman RW 005, Desa Kedungampel, Kecamatan Cawas. Di RW 005 tersebut terdapat dua RT, yakni RT 001 dan RT 002. Jumlah kumulatif penduduk di RW 005 mencapai kurang lebih 130 warga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Serangan chikungunya berlangsung secara bertahap dalam beberapa pekan terakhir. Warga yang terserang chikungunya terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa. Di antara warga yang terserang chikungunya termasuk Ketua RT 001 Dukuh Patoman, Sunaryono, 62.

“Setahu saya, serangan chikungunya di daerah kami baru terjadi kali ini. Warga yang sakit chikungunya itu seperti bergantian. Saya sendiri sudah 15 hari ini terserang chikungunya. Istri saya juga. Sebagian besar yang terserang chikungunya cukup menjalani perawatan di rumah masing-masing,” kata Sunaryono, Selasa.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Kabar Baik, Warga Klaten yang Positif Covid-19 Tinggal 1 Orang

Sunaryono mengatakan tak menyangka terserang chikungunya. Di awal terserang chikungunya, dirinyaa menganggap hanya mengalami sakit biasa karena kelelahan. Setelah periksa ke dokter terdekat, dirinya baru mengetahui kalau diserang chikungunya.

“Awalnya itu demam tinggi sehari semalam. Enggak bisa berdiri. Untuk makan rasanya pahit. Saya sudah 11 hari ini cuman makan bubur. Lutut rasanya kaku dan badan pegal-pegal. Di hari ini, kondisi saya sudah agak mendingan,” katanya.

Berbatasan dengan Persawahan

Sunaryono mengatakan datangnya musim hujan diduga menjadi faktor pendukung merebaknya chikungunya di daerahnya. Lokasi Dukuh Patoman yang padat penduduk berbatasan dengan persawahan. Terlepas dari hal itu, tokoh masyarakat di daerahnya telah mengimbau ke seluruh elemen masyarakat agar terus menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Sesuai rencana, tim kesehatan melakujan fogging di Dukuh Patoman, Rabu (22/12/2021).

“Sekarang ini, kebutuhan air bersih di daerah kami sudah menggunakan Pamsimas. Jadi, bisa saja jentik-jentik nyamuk itu berkembang biak di dekat sumur [sumur jarang digunakan warga] atau pun di barang bekas yang ada genangan air. Kami berharap Dinkes Klaten benar-benar memantau lingkungan kami dan segera dilakukan percepatan penanganan agar yang sakit chikungunya segera sembuh,” katanya.

Baca juga: Alun-Alun, Lapangan dan Taman di Klaten Ditutup Jelang Pergantian Tahun

Camat Cawas, M., Prihadi, mengaku telah memperoleh informasi terkait merebaknya serangan chikungunya di Desa Kedungampel dalam beberapa waktu terakhir. Selain Desa Kedungampel, serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) juga telah ditemukan di Desa Karangasem.

“Penanganan chikungunya dan DBD ini sama, yakni menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kami sudah memberikan penyuluhan ke warga soal itu. Penanganan berikutnya segera dilakukan fogging,” katanya.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Bidang P2PM Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan beberapa daerah di Klaten sudah mulai diserang chikungunya.

Selain desa di Kecamatan Cawas, juga terdapat desa lain di Klaten, seperti Kecamatan Ceper dan Kecamatan Trucuk. “Gerakan paling efektif untuk mencegah chikungunya dan DBD adalah menggalakkan PSN,” katanya.

Baca juga: Chikungunya Mengganas di Klaten, Kenali Perbedaannya dengan DBD!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya