SOLOPOS.COM - Pekerja menggunakan eskavator menata tumpukan sampah di TPA Putri Cempo beberapa waktu lalu. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, PURBALINGGA — Sampah menjadi permasalahan pelik di setiap wilayah, tak terkecuali Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.  Jika tidak ditangani dengan baik, volume sampah yang menumpuk itu bisa setinggi Candi Borobudur.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mendorong desa-desa yang memiliki bank sampah untuk bisa mengembangkan dengan maksimal hingga menyumbangkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Pada tahap awal ini, dorongan yang diberikan berupa bantuan sepeda motor pengangkut sampah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk beberapa desa yang diberikan pada 5 Oktober 2021 lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wanita yang akrab disapa Tiwi ini berharap bahwa dengan bantuan kendaraan roda tiga pengangkut sampah ini bisa menjadi penyemangat kepada para pengelola bank sampah untuk nantinya pengelolaannya semakin berkembang menghasilkan produk-produk hasil olahan sampah yang bisa menjadi penyokong PADes.

Sejumlah desa yang menerima bantuan berupa sepeda motor pengangkut sampah ini di antaranya Desa Karangbawang Kecamatan Rembang, Desa Langkap Kecamatan Kertanegara, Desa Kabunderan Kecamatan Karanganyar, Desa Kalapacung Kecamatan Bobotsari dan Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon.

Baca Juga: Caos Dhahar, Makanan Khas Demak Favorit Sunan Kalijaga

Tiwi menjelaskan tidak semua desa mendapatkan bantuan tersebtu. Bantuan hanya diberikan kepada desa yang lolos survei dari DLH atas kesuksesan dalam melakukan pengelolaan sampah dengan baik.

Kepala DLH Kabupaten Purbalingga, Priyo Satmoko menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan wujud peran serta pemerintah kabupaten (Pemkab), khususnya peran DLH dalam melaksanakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Hal juga ini merupakan upaya dalam mengatasi permasalah sampah, utamanya di wilayah pedesaan.

Salah satu perwakilan dari bank Sampah Lawasari Desa Langkap, Mustofa mengapreasiasi dan berterimakasih atas bantuan dari Pemkab Purbalingga dalam pengadaan kendaraan pengangkut sampah ini yang dapat menunjang operasional karena sebelumnya, Mustofa menggunakan kendaraan pribadinya dalam mengangkut sampah.

Baca Juga: Dini Mitasari, Srikandi Sepak Takraw Asal Jepara Berprestasi

Mustofa juga berharap kedepannya Pemkab Purbalingga bisa membantu dalam pengadaan mesin pencacah sampah untuk medukung produksi. Ia optimis bahwa jika bank sampah lebih produktif akan bisa lebih mandiri tanpa mengharap bantuan dari APBDesa.

Permasalahan Sampah di Kabupaten Purbalingga

Masalah sampah di Kabupaten Purbalingga ini sebenarnya sudah menjadi perhatian Pemkab sejak lama, Dilansir dari Jatengprov.go.id, selama ini Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang ada di Kabupaten Purbalingga hanya tersedia di Desa Banjaran yang terdapat lahan luas dan sepi serta jauh dari pemukiman penduduk sehingga sejak 1993, tempat itu dijadikan TPA.

Namun seiring bertambahnnya penduduk, akhirnya banyak rumah yang dibangun mendekat ke kawasan TPA Banjaran. Pada 2018 lalu, saat jabatan Bupati Purbalingga masih dipegang oleh Tasdi, layanan persampahan baru 10 persen dari jumlah penduduk. Sebab saat itu pelayanannya lebih folus pada penduduk di sekitar kota. Padahal jika potensi sampah dihitung berdasarkan jumlah penduduk suatu daerah bisa menumpuk melebih volume Candi Borobudur.

Baca juga: Bantuan Covid-19 Madrasah di Pekalongan Disunat, 7 Orang Jadi Tersangka

Oleh karena itu, Bupati Tasdi saat itu mengumumkan ada perpindahan TPA dari Desa Banjaran ke TPA Desa Bedagas, Kecamatan Pengadean. Hal ini dilakukan berdasarkan kajian bahwa hingga akhir 2018, TPA Banjaran tidak akan mencukupi sebagai lokasi pembuangan sampah akhir.

Setelah melakukan pengkajian seluruh lokasi sejak tahun 2015, pada 2017, Pemkab baru bisa membeli lahan di Desa Bedagas sebagai lahan TPA baru. Rencananya lahan yang dibeli sebesar 10 hektar (Ha) namun kenyataannya saat itu baru lima hektar yang baru dibeli. Pemkab juga membangun infrastruktur jalan masuk ke calon TPA bedagas agar lalu lintas armada sampah tidak masuk ke pemukiman warga.

Sementara itu,  dilansir dari berbagai sumber, pada Oktober 2019, Pemkab Purbalingga dibawah kepemimpinan Bupati Tiwi, menargetkan pada 2023 mendatang, Kabupaten Purbalingga bebas dari permasalahan sampah. Karenanya, DLH mulai gencar mengidentifikasi masalah sampah, mulai dari potensi timbunan hingga persoalah pengolahan sampah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya