Solopos.com, SRAGEN – Ratusan ton ikan yang dibudidayakan nelayan Sragen di Waduk Kedung Ombo mati keracunan residu alias ampas makanan. Ampas makanan yang mengendap di dasar waduk serta datangnya musim kemarau membuat ikan di keramba itu mati.
Kepala Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Sragen, Parjo, mengatakan matinya ikan di Waduk Kedung Ombo (WKO) terjadi sejak empat hari terakhir. Menurutnya, ikan-ikan di WKO itu mati setelah embusan angin kencang datang dari arah selatan.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Embusan angin itu mengakibatkan gelombang air sehingga residu yang berada di dasar waduk naik ke permukaaan air. Akibatnya, permukaan air Waduk Kedung Ombo Sragen keruh dan membuat ratusan ton ikan mati keracunan.
“Karena residu yang jadi ampas makanan ikan itu naik, maka air di permukaan jadi keruh sehingga ikan mati keracunan. Matinya iklan di WKO itu sudah terjadi setiap tahun, terutama di musim kemarau,” papar Parjo kepada Solopos.com, Senin (13/7/2020).
43 Orang Kontak Erat Ustaz Positif Covid-19 di Jatisrono Wonogiri Dites Swab
Parjo belum mengetahui pasti jumlah ikan yang mati akibat pengaruh iklim tersebut. Namun, dia memperkirakan jumlah ikan yang mati akibat keracunan residu di Waduk Kedung Ombo mencapai ratusan ton.
Jumlah Ikan
Di Gilirejo terdapat sekitar 30% warga yang bekerja sebagai nelayan di WKO. Jumlah itu bertambah seiring terjadinya pandemi Covid-19. Sebelum wabah Covid-19 melanda, jumlah nelayan di Desa Gilirejo baru berkisar 25%.
“Kalau ikan yang mati cuma satu ton, itu hanya milik satu nelayan. Karena ada ratusan nelayan, perkiraan ikan yang mati itu sampai ratusan ton. Itu baru di Desa Gilirejo, belum desa lainnya,” ujar Parjo.
Tidak Ada Zona Hitam Pada Zonasi Covid-19 di Indonesia, Apa Status Solo?
Parjo menjelaskan pada Senin (13/7/2020), jumlah ikan yang mati akibat keracunan di Waduk Kedung Ombo sudah menurun. Bahkan, beberapa nelayan mampu menyelamatkan ikan setelah memindah keramba dari bagian waduk yang keruh ke bagian yang lebih jernih.
“Tidak semua ikan mati, masih ada yang selamat. Hari ini saya dapat kabar dari beberapa nelayan, masih ada ikan yang hidup,” paparnya.
Hal senada disampaikan Didik, warga Desa Gilirejo. Menurutnya, hampir semua nelayan di desanya mengeluh karena sebagian besar ikan yang mereka budidayakan di WKO mati akibat keracunan.
“Semua sambat karena banyak ikan yang mati. Sebagian masih bisa diselamatkan, sebagian sudah menjadi bangkai sehingga tak bisa dikonsumsi lagi,” bebernya.