SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Antara-Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengaku terkejut dengan isu pemekaran wilayah Soloraya. Ia menilai wacana Soloraya menjadi provinsi butuh penelitian dan pengkajian lebih dalam dengan melibatkan para pakar.

“Saya agak terkejut dengan isu ini. Enggak ada apa-apa, tiba-tiba muncul isu pemekaran. Urgensinya apa? Targetnya apa? Belum dimunculkan,” ujar Ganjar, Senin (7/10/2019) malam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga: Bupati Karanganyar Usul Soloraya Jadi Provinsi, Ini Jawaban Gubernur Jateng…

Wacana terkait pemekaran wilayah Soloraya menjadi provinsi semula digulirkan Bupati Karanganyar, Juliyatmono. Politikus Partai Golkar itu menilai pemerintah daerah di Soloraya, yakni Boyolali, Klaten, Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Solo, dan tiga kabupaten di Jawa Timur, yakni Magetan, Ngawi, dan Madiun, perlu membentuk provinsi baru.

Juliyatmono menilai Soloraya plus tiga kabupaten di Jatim itu sudah memiliki sarana dan prasarana untuk menjadi provinsi sendiri. Ia beralasan pemekaran wilayah sangat penting bagi kesejahteraan rakyat dan wilayah.

Ia menilai wilayah kekuasaan Provinsi Jateng saat ini terlalu luas, sehingga penanganan sejumlah persoalan kurang fokus, salah satunya penanganan kemiskinan.

Baca juga: Bupati Karanganyar Ingin Soloraya Plus 3 Daerah Di Jatim Gabung Jadi Provinsi

Ganjar menilai alasan Bupati Karanganyar itu tidak relevan. Terlebih saat ini perekonomian maupun kesejahteraan masyarakat di Soloraya sudah terbilang maju.

“Soloraya itu sudah luar biasa. Makanya harus hati-hati. Jangan sampai ada orang yang punya interest pribadi memanfaatkan isu semacam ini, seperti ingin jadi gubernur di provinsi baru itu atau ingin berkuasa. Kalau orientasinya kepada rakyat boleh. Saran saya diteliti dulu, dibicarakan apa masalahnya dengan melibatkan orang yang ahli yang punya kapasitas sehingga bisa direkomendasikan,” terang orang nomor satu di Pemprov Jateng itu.

Ganjar menambahkan isu pemekaran wilayah sebenarnya bukan sesuatu yang baru baginya selama menjabat sebagai gubernur. Sebelumnya, ia juga pernah dihadapkan pada isu pemekaran wilayah Brebes Selatan yang ingin membentuk kabupaten baru atau berpisah dengan Kabupaten Brebes.

Namun masalah itu bisa diatasi setelah ia melakukan audiensi dengan warga dan menanyakan permasalahan yang dihadapi sehingga ingin pemekaran wilayah.

Baca juga: Bupati Sragen Tak Setuju Soloraya Jadi Provinsi Baru, Ini Alasannya

“Saya tanya ke mereka, ‘Sebutkan 3 alasan kenapa harus ada pemekaran?’ Mereka jawabannya pelayanan kurang, sekolah yang enggak ada dan lain-lain. Maka itu semua langsung kita dekatkan. Yang butuh pelayanan cepat bisa pakai online, kantor pelayanan kita dekatkan, dan infrastruktur pendidikan juga kita sediakan,” ujarnya.

Ganjar pun meminta pemerintah daerah di Soloraya yang menginginkan pemekaran untuk berkaca terkait kinerjanya selama ini. Jangan sampai karena tidak bisa memberikan kemajuan dan kesejahteraan bagi warganya, mereka langsung memunculkan isu pemekaran wilayah.

“Kalau masalah ekonomi, saya autokritik. ‘Jangan-jangan saya yang keliru? Jangan-jangan pemerintah yang keliru? Kecuali kalau sudah ganti kepala daerah yang populis hingga konseptor tapi problemnya masih sama,” tegas politikus PDIP itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya