Solopos.com, SOLO—Kabar penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan pertalite menimbulkan gejolak di masyarakat. Wacana tersebut perlu dikaji ulang karena dianggap semakin menunjukkan posisi pemerintah yang tak memihak masyarakat kecil.
Pengguna sepeda motor, Puji Lestari, 32, mengernyitkan dahi begitu tahu mengenai kabar tersebut dia hari lalu. Kebijakan tersebut menurutnya tak memihak masyarakat kecil. Saat ini BBM menjadi kebutuhan utama masyarakat. Sementara, banyak yang masih memilih pertalite maupun premium dengan tujuan menghemat biaya operasional.
Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan
“Bedanya dua ribuan, tapi kalau beli banyak setiap hari, bakal kerasa. Apalagi enggak semua orang punya alokasi uang yang lebih untuk beli pertamax,” ceritanya, Minggu (26/12/2021).
Baca Juga: Ulang Tahun Ketiga, Sedulur Kompak Boyolali Luncurkan Ambulans Baru
Puji merupakan pekerja swasta yang setiap hari menempuh perjalanan hampir 60 kilometer per hari. Ia biasanya menggunakan sepeda motor untuk bolak balik Solo-Boyolali. Perjalanannya membutuhkan BBM hingga 1,5 liter per hari. “Biasanya memilih beli pertalite,” kata dia sembari menjelaskan alasannya.
Kalaupun nanti pemerintah memutuskan hanya menjual pertamax, Puji bakal tetap membelinya di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) maupun eceran. Alasannya ya karena tak ada pilihan lain. Namun, ia benar-benar menilai kebijakan tersebut sangat timpang. Masyarakat seolah tak diberi pilihan karena hanya disodori barang mahal.
“Ya semoga pemerintah mempertimbangkan ada subsidi atau pengganti yang harganya lebih murah,” harapnya.
Baca Juga: Jaga Keseimbangan Alam, Warga Sekaran Delanggu Lepasliarkan Burung Lagi
Dikutip dari Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih dalam keterangan, Rabu (22/12/2021), mengatakan keberadaan BBM jenis premium akan hilang dari pasaran. Pemerintah Indonesia mendorong penggunaan bensin RON 90 atau pertalite sebagai BBM ramah lingkungan. Penggunaan pertalite RON 90 dimasifkan karena Indonesia kini memasuki masa transisi energi.
“Kita memasuki masa transisi di mana premium RON 88 akan digantikan dengan pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan,” kata dia.
Soerjaningsih menginformasikan premium RON 88 hanya digunakan oleh tujuh negara. Volume yang digunakan juga terbilang sangat kecil. Mereka memiliki kesadaran menggunakan bahan bakar minyak dengan kualitas yang lebih baik.
Baca Juga: Wisata Air Klaten Favorit saat Libur Nataru
Ia menegaskan saat ini pemerintah sedang menyusun roadmap bahan bakar minyak ramah lingkungan. Nantinya, BBM jenis premium dihapus. Kemudian Pertalite digantikan bahan bakar yang memiliki kualitas lebih baik seperti pertamax.
BBM Berkualitas
Pjs. Corporate Secretary, PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting, Sabtu (25/12/2021), menjelaskan kepada wartawan keputusan penghapusan premium merupakan kewenangan pemerintah. Saat ini masyarakat sudah mulai sadar dan menggunakan BBM berkualitas atau BBM yang sesuai dengan spesifikasi kendaraannya.
Sampai saat ini pertalite masih dijual di SPBU dan belum ditentukan kapan penghapusannya. Selanjutnya, Pertamina bakal terus mengedukasi dan memberikan benefit tambahan kepada masyarakat untuk menggunakan BBM berkualitas.